LSM: Indonesia Salah Satu Kontributor Limbah Maritim Terbesar

Indonesia salah satu kontributor limbah maritim terbesar

Kabupaten Tangerang, IDN Times - Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia dan melalui 3 provinsi, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Hal tersebut membuat banyaknya sampah rumah tangga yang ikut terbawa arus hingga menuju laut.

Untuk menghindari hal itu, Tunas Indonesia Raya (Tidar) bekerja sama dengan Ocean's Integrity (RIO), melakukan aksi pembersihan Sungai Cisadane dengan teknologi baru. Jaring raksasa yang berukuran 120 x 20 x 280 meter dihubungkan dari satu sisi sungai ke sebuah perahu di sisi seberangnya dengan tujuan menangkap 95 persen sampah yang terhanyut di sungai tersebut. 

"Ini merupakan inisiatif dari Kieran Kelly, pendiri dan pemimpin RIO yang juga pemilik hak paten internasional teknologi yang digunakan. Saya bersama kawan-kawan Tidar, ikut membantu proses pengangkutan sampah-sampah ini," ungkap Ketua Umum Tidar, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Senin (7/11/2022). 

1. Indonesia salah satu kontributor limbah maritim terbesar di dunia

LSM: Indonesia Salah Satu Kontributor Limbah Maritim TerbesarIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Menurutnya, Indonesia menjadi salah satu kontributor limbah maritim terbesar di dunia. Dia melihat fenomena ini sejak lama, terlebih pada saat maju di Pilwalkot Tangerang Selatan, melihat betapa kotornya sungai terpanjang dan terlebar di Tangerang itu.

"Saya sudah sangat greget mau melakukan sesuatu untuk membersihkan Sungai Cisadane, mengingat tragedi lingkungan TPA Cipeucang yang terjadi beberapa tahun lalu," ujar Rahayu.

Baca Juga: Pembuangan Sampah Liar Cemari Cisadane, Arief: Solusinya PLTSa 

2. Enam ton sampah terangkut dalam enam jam

LSM: Indonesia Salah Satu Kontributor Limbah Maritim TerbesarIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Alat MPED telah dimasukkan ke Sungai Cisadane selama enam jam. Dari upaya ini, enam ton sampah yang berhasil dikumpulkan dan mencegahnya mengalir ke laut.

Nantinya, alat tersebut dapat menjadi salah satu solusi nyata untuk mengatasi permasalahan plastik mikro. Direncanakan, Ocean's Integrity akan menggandakan MPED dengan puluhan versi kecilnya untuk memberikan pemasukan bagi para nelayan. 

"Lalu, mereka akan dapat mendapatkan pemasukan dari mengoleksi sampah di perairan. Artinya ini juga menjadi sumber dana masuk ke Indonesia dan para nelayan yang juga akan membantu menjaga lingkungan di mana mereka mencari nafkah," tuturnya.

3. Micro-plastic dapat membahayakan plankton laut

LSM: Indonesia Salah Satu Kontributor Limbah Maritim TerbesarIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Sementara, Kieran Kelly mengatakan, hal ini pun didukung oleh visi dan misi RIO, yang telah memilih Indonesia sebagai pilit project untuk MPED atau Micro-Plaatic Micro-Plastic Elimination Device yang tujuannya adalah untuk menangkap sebanyak-banyaknya Microplastic guna mengurangi kematian plankton. 

"Paru-paru dunia yang sebenarnya bukan hanya pohon, tapi justru peran plankton lebih besar di situ. Riset menunjukkan banyak plankton mati akibat mengonsumsi plastik micro dan nano, MPED saya buat untuk mengurangi jumlah sampah plastik di laut maupun yang menuju ke laut," tuturnya.

Baca Juga: Pasien Anak Gagal Ginjal Akut di Tangerang Tersisa 1

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya