Limbah Nuklir di Serpong Diprediksi Sudah Ada Sejak Setahun Lalu

Limbah nuklir itu berjenis CS 137

Tangerang Selatan, IDN Times - Sekertaris Badan Pengawas Tenga Nuklir (Bapeten), Hendriyanto Hadi Tjahyono mengatakan bahwa limbah radioaktif temuan pihaknya yang berada di komplek Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) bukan baru diletakkan di sana. Limbah yang lokasinya tak jauh dari lokasi laboratorium penelitian nuklir Puspitek tersebut diprediksi telah berada di sana sekitar setahun lebih.

“Kita susah untuk memprediksinya, tapi dilihat dari tanah yang sudah tercemar itu udah lama, sebulan dua bulan lewat. Kalau kita lihat cemaran tanah di situ, itu bulanan lewat, setahun lebih,” ungkapnya, dilokasi temuan, Sabtu (15/2).

1. Ada 5 titik sebaran temuan radioaktif di Batan Indah

Limbah Nuklir di Serpong Diprediksi Sudah Ada Sejak Setahun LaluPeta kawasan ditemukannya radioaltif (Google Earth)

Hendriyanto mengatakan penyebab limbah tersebut baru ditemukan baru-baru ini ialah yang menggunakan fasiltas radiasi di Indonesia ada banyak sekali sehingga mereka baru melakukan monitoring di kawasan itu saat ini. Pihaknya selaku pengawas melakukan monitoring daerah-daerah yang ada fasilitas nuklir sendiri berdasarkan rundown.

Kronologis hasil temuan di Batan Indah ini sendiri bermula saat Bapeten melakukan monitoring lingkungan. Bapeten menyisir kota Tangsel mulai dari Pamulang, Puspiptek, sampai ke Pasar Serpong, dengan menggunakan kendaraan roda empat.

“Kita pakai mobil, di mobil itu menunjukkan paparan radiasinya, pas lewat di daerah sebelah sini, kami lihat tingkat paparannya naik. Kita coba lihat lebih detail, masuk ke sini dan ternyata spotnya itu ada di sini, kita turun dan di ukur sampai akhirnya ketemu di daerah sini ada lima titik sumber paparan besar," kata Hendriyanto.

"Dipakai lagi alat yang lebih lengkap, dan menggali spot yang tadi, dan akhirnya kita menemukan sumbernya, jadi sumber terbesar pemancar radiasinya dalam bentuk serpihan-serpihan, lalu kita amankan, kita angkat, diamankan di fasilitas limbahnya Batan,” tambahnya.

2. Paparan radiasi limbah radioaktif nuklir ini diklaim kecil

Limbah Nuklir di Serpong Diprediksi Sudah Ada Sejak Setahun LaluIDN Times/Muhamad Iqbal

Hendriyanto menjelaskan, dua dampak negatif dari limbah radioaktif terbagi ke dalam dampak radiasi, dan dampak kontaminasi. Dampak radiasi yang dimaksud, ialah dampak kepada kesehatan tubuh. Hal tersebut dapat terjadi jika paparan radiasi cukup besar. Sementara, menurutnya untuk kasus temuan saat ini, paparan radiasinya kecil sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan.

“Kemudian ada bahaya kedua, yaitu terkontaminasi, itu kan sumbernya ada di tengah-tengah itu, kena hujan kena apa, itu mencemari tanahnya. Sumbernya sudah diangkat, tapi masih ada tanah yang tercemar, itu bisa bahaya kedua. Misalkan ke bawah orang, usaha kita adalah menghilangkan bahaya kontaminasi itu,” ujarnya.

Baca Juga: Tim Gegana Sisir Radiasi Nuklir di Serpong, Area Berbahaya Diperluas

3. Batan tengah berusaha melakukan pembersihan area

Limbah Nuklir di Serpong Diprediksi Sudah Ada Sejak Setahun LaluIDN Times/Muhamad Iqbal

Di tempat yang sama, Kepala Biro Humas, dan Kerja sama Badan Tenaga Atom, dan Nuklir (Batan), Heru Umbara, menyampaikan saat ini, Batan bersama pihak-pihak terkait tengah melakukan pembersihan area.

"Saat ini Batan sedang melakukan clean up di sekitar area terpapar. Dari hasil clean up itu, bahan penyebab paparan radiasi telah ditemukan bercampur dengan tanah. Temuan itu saat ini sedang dianalisis di laboratorium Batan," tukasnya.

Heru juga menegaskan, bahwa paparan radiasi limbah radioaktif tersebut tidak berbahaya, pihaknya pun sudah melakukan imbauan kepada warga, untuk beraktivitas seperti biasanya, dengan catatan tidak masuk ke dalam area lokasi temuan limbah radioaktif yang telah diberi garis pembatas.

4. Limbah radioaktif Nuklir di Batan Indah berjenis CS 137

Limbah Nuklir di Serpong Diprediksi Sudah Ada Sejak Setahun Lalulife.ru

Sebelumnya, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memastikan bahwa paparan radiasi yang ditemukan pada sebuah tanah kosong di Perumahan Batan, Setu, Tangsel, bersumber dari serpihan sampah radioaktif. Sampah radioaktif Nuklir itu bernama Cesium (CS) 137.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Radiasi Nuklir di Serpong Berasal dari Sampah Radioaktif

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya