Ilustrasi atlet tarung di PON Papua PB PON XX PAPUA/Rommy Pujianto
Disampaikan Rumiah, pada gelaran PON Papua kontingen Banten dinilai hanya kurang beruntung dengan masalah teknis di lapangan, seperti dialami pada beberapa atlet Banten yang meraih perak bisa dilihat dari cabang olahraga panjat tebing, binaraga, dan judo.
Atlet panjat tebing putri Banten Rajiah Salsabilla terpeleset saat tampil di final kontra atlet Bali. Padahal Rajiah sudah memimpin dan dipastikan juara karena sempat memecahkan rekor nasional di babak semifinal nomor Speed World Record itu. Sayang, kaki kanannya salah pijak. Rajiah pun harus puas dengan perak.
Contoh lain adalah binaragawan Banten Tjie Rachmad Wijaya yang harus puas dengan perak klas +85 kg. Ofisial Banten dan beberapa provinsi lainnya melakukan aksi protes karena peraih emas dari Aceh berat badannya di bawah 85kg. Bukti berat badan atlet Aceh tak memenuhi syarat sempat viral. Sayang, semua bukti dan protes yang diajukan dimentahkan dewan hakim.
Lalu ada pejudo Banten Amanah Istiqomah di klas 52kg yang harus takluk dari lawannya Maryam Maharani dari DKI Jakarta akibat cedera lutut paska operasi. Padahal, Amanah kerap unggul dari Maryam sejak bertemu di kategori pelajar.
"Faktor-faktor non teknis inilah yang saya maksud dengan istilah kurang beruntung bagi atlet-atlet kita. Saya sedih kalau lihat perjuangan mereka harus kandas karena hal-hal seperti itu," tuturnya.