Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelatih Dewa United saat konferensi pers usai laga (Dok. Khaerul Anwar)
Pelatih Dewa United saat konferensi pers usai laga (Dok. Khaerul Anwar)

Intinya sih...

  • Faktor Dewa United menelan kekalahan di laga perdana

    • Transisi cepat lawan, kesalahan individu, dan kembali transisi cepat dimanfaatkan Malut untuk menekan anak asuhannya.

  • Skuad juga terlalu sering main di tengah, padahal main dari sektor sayap peluangnya besar

    • Kurangnya tekanan pemain sayap kiri dan bek kiri dalam menutup pergerakan lawan.

  • Setelah tertinggal 1-0, timnya memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan

  • Riekerink juga mengakui, pemain Malut unggul secara teknis dan fisik

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Serang, IDN Times – Pelatih Dewa United Banten FC, Jan Olde Riekerink, mengakui timnya harus menelan kekalahan di laga perdana Super League musim ini setelah tak mampu meredam kekuatan transisi cepat Malut United. Bermain di kandang sendiri di Banten International Stadium (BIS), Kota Serang, Banten Sabtu (9/8/2025), Dewa United takluk 1-3, meski sempat menguasai jalannya pertandingan.

Riekerink menyebut, timnya sebenarnya tampil dominan seperti yang mereka lakukan musim lalu. Namun, dominasi itu tidak berbuah poin karena lawan memiliki keunggulan dalam kecepatan bertransisi dari bertahan ke menyerang.

1. Faktor Dewa United menelan kekalahan di laga perdana

Pelatih Dewa United saat konferensi pers usai laga (Dok. Khaerul Anwar)

Ia menilai, setidaknya ada tiga faktor yang membuat timnya kalah, yakni transisi cepat lawan, kesalahan individu, dan kembali transisi cepat yang dimanfaatkan Malut untuk menekan anak asuhannya.

“Ekspektasinya sangat tinggi. Tapi kami dibunuh oleh momen transisi,” katanya saat konferesnsi pers usai pertandingan.

2. Skuad juga terlalu sering main di tengah, padahal main dari sektor sayap peluangnya besar

Dewa United Vs Malut (Dok. Khaerul Anwar)

Pelatih asal Belanda itu juga menyoroti kurangnya tekanan pemain sayap kiri dan bek kiri dalam menutup pergerakan lawan. Ia menilai para pemainnya terlalu sering bermain di tengah, padahal jika bola diarahkan ke sisi sayap secara bergantian, peluang mencetak gol bisa lebih besar.

Riekerink mengungkapkan, setelah tertinggal 1-0, timnya sebenarnya memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan. Namun, kesalahan yang dilakukan Wahyu di menit awal babak kedua membuat Malut menggandakan keunggulan.

“Itu juga mental untuk tim kita, hal yang sulit. Kami mengambil risiko,” katanya.

Meski sempat tertinggal 3-0, Riekerink mengaku aneh karena masih merasa timnya bisa mencetak tiga gol balasan. Setelah memperkecil skor menjadi 3-1, Dewa bahkan memiliki peluang untuk menyamakan kedudukan di akhir laga.

“Kalau satu peluang itu masuk, saya yakin bisa 3-3. Tapi lagi-lagi kami dibunuh oleh transisi,” katanya.

3. Riekerink juga mengakui, pemain Malut unggul secara teknis dan fisik

Dewa United Vs Malut (Dok. Khaerul Anwar)

Kendati demikian, dia mengakui Malut United unggul bukan hanya secara teknis tetapi juga fisik. Mereka mampu berlari cepat, menahan bola, dan memainkan gaya permainan berbeda dibanding para pemainnya.

Kekalahan ini, katanya, menjadi pelajaran penting karena bermain di kandang pada laga pembuka seharusnya dimanfaatkan untuk meraih poin penuh.

"Kualitas (pemain) Malut Mereka sangat kuat pelari dan secara fisik Untuk menahan bola. Itu jenis pemain yang berbeda-beda cara main dengan kita," katanya.

Sementara itu, gelandang Dewa United Banten FC, Taisei Marukawa, mengakui pertandingan tersebut berjalan sulit. Ia mengatakan Malut United mencetak gol cepat sehingga membuat timnya kesulitan membalas.

“Bagi saya, permainan ini sudah selesai. Kita fokus ke pertandingan selanjutnya,” katanya dengan singkat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team