6 Fakta Keraton Surosowan yang Wajib Kamu Tahu

Berkunjung ke keraton ini untuk tambah wawasan kamu

Apa yang terlintas di otak saat kamu mendengar nama nama Keraton Surosowan? Bagi kamu yang belum pernah mendengarnya, mungkin masih terasa asing.

Nah, kalau kamu belum pernah mengunjungi keraton ini, ada baiknya kamu memasukkan Keraton Surosowan dalam daftar rencana tujuan traveling.

Jika kamu membutuhkan informasi awal, berikut beberapa hal yang bisa kamu catat dan pertimbangkan.  Ulasan di bawah ini dirangkum dari beberapa sumber.

Baca Juga: 5 Rumah Makan Sunda di Kota Serang yang Sering Dituju Wisatawan 

1. Keraton ini dibangun oleh Sultan Maulana Hasanudin

6 Fakta Keraton Surosowan yang Wajib Kamu TahuKeraton Surosowan (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Keraton Surosowan berada di Kota Serang, Banten. Dikutip dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id, keraton atau benteng ini diperkirakan berdiri pada abad ke-17.

Keraton ini bukanlah tempat tinggal sultan yang pertama didirikan di Banten. Tempat tinggal sultan Banten yang pertama, diduga didirikan di dekat Karangantu.

Keraton Surosowan diperkirakan dibangun antara tahun 1526-1570 saat Pemerintahan Sultan Banten yang pertama, yaitu Sultan Maulana Hasanudin. Sejarah pembangunan keraton ini tidak lepas dari pemberian wilayah yang diserahkan oleh Sunan Gunung Jati, ayah Sultan Maulana Hasanudin.

Pria dengan gelar Pangeran Sabakingking ini adalah pendiri dari Kesultanan Banten. Setelah Banten menjadi kerajaan sendiri, Benteng Surosowan yang ia dirikan dijadikan sebagai pusat pemerintahan.

2. Bentuk dan fungsi keraton

6 Fakta Keraton Surosowan yang Wajib Kamu TahuKeraton Surosowan (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Keraton ini kerap disebut juga benteng.  Jika kamu bingung bagaimana bentuk dari benteng ini, bayangkanlah struktur benteng kolonial pada umumnya.

Dinding dengan ketinggian 7,25 m berdiri mengelilingi bagian luar disertai dengan empat bastion yang fungsinya untuk memantau kondisi sekitar.

Beberapa pintu masuk dibangun pada keraton ini, tetapi sekarang hanya tersisa pintu di sebelah timur dan utara. Pemandian sultan dan beberapa kolam lainnya dibangun pada bagian tengah dan dinamai Rara Denok dan Pancuran Mas.

Tasikardi merupakan sumber air berupa danau buatan yang mengalirkan air untuk tempat pemandian tersebut. Danau buatan tersebut letaknya berada di bagian selatan dari Keraton Surosowan Banten.

Keraton atau benteng yang dibangun tentu memiliki fungsi. Salah satu fungsi dari bangunan penting ini adalah sebagai tempat menetap bagi sultan, keluarga, serta para pengikutnya.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, benteng peninggalan Kerajaan Banten ini juga merupakan pusat pemerintahan. Dapat dikatakan bahwa bangunan ini merupakan saksi masa jaya kerajaan ini.

3. Ada 4 tahap pembangunan Keraton Surosowan

6 Fakta Keraton Surosowan yang Wajib Kamu TahuKeraton Surosowan (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Keraton ini dibangun dalam empat fase. Pada fase awal, bagian yang dibangun adalah dinding yang mengelilingi keraton. Adapun lebarnya antara 100 meter sampai 125 meter.

Dinding tersebut dibuat tanpa bastion dan dibangun dari susunan bata berukuran besar yang dicampur dengan tanah liat (lempung). Fase pembangunan pertama diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1552 -1570).

Fase kedua, pembangunan masuk pada tahap dinding bagian dalam dan bastion. Dinding bagian dalam berfungsi sebagai penahan tembakan.

Nah, antara fase pertama dan kedua diduga ada perubahan fungsi dinding, yaitu dari yang berfungsi sebagai tembok keliling, kemudian menjadi tembok pertahanan dengan unsur-unsur Eropa.

Pada masa ini, Keraton Surosowan disebut sebagai Fort Diamant (fort : benteng, diamant : intan) oleh pihak Belanda. Pembangunan fase ketiga adalah tahap pendirian ruang-ruang di sepanjang dinding utara, penambahan lantai untuk mencapai dinding penahan tembakan (parapet).

Pada pembangunan fase keempat, dilakukan perubahan pada gerbang utara dan diperkirakan juga pada gerbang timur.

Baca Juga: Gak Hanya Anyer, 7 Pantai Di Pandeglang Ini Juga Punya View Wow!

4. Perusakan keraton karena perang saudara

6 Fakta Keraton Surosowan yang Wajib Kamu TahuKeraton Surosowan (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Keraton ini menjadi saksi bisu sejumlah konflik di mana sampai merusak bagian keraton. Kehancuran total yang pertama kali terjadi ketika “perang saudara” antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putra mahkota Sultan Haji yang dibantu oleh VOC pada tahun 1680.

Akibat perang ini, Keraton Surosowan dibumihanguskan oleh Sultan Ageng Tirtayasa sebelum melanjutkan perlawanan. Setelah pertempuran ini, keraton sempat diperbaiki.  Setelah Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten yang merupakan pengganti ayahnya, ia meminta bantuan seorang arsitek Belanda, Hendrik Laurenzns Cardeel, untuk membangun kembali keratonnya. 

5. Belanda menyerang, Keraton Surosowan kembali hancur

Kerusakan kembali terjadi pada tahun 1808 akibat serangan Belanda di bawah pimpinan  Gubernur Jendral VOC saat itu bernama Herman William Daendels. Belanda menyerang karena Kesultanan Banten tidak mengabulkan permintaannya. 

Belanda melalui perwakilannya, Komondeur Philip Pieter du Puy, meminta tiga hal, yakni
- Sultan harus mengirimkan seribu orang rakyat setiap hari untuk dipekerjakan di Ujung Kulon.
- Menyerahkan Patih Mangkubumi Wargadiraja ke Batavia
- Sultan supaya segera memindahkan keratonnya ke daerah Anyer, karena Surosowan akan dijadikan benteng Belanda. 

Gak sampai di situ, Kesultanan Banten pun membunuh Du Puy beserta pasukannya. Hal ini yang membuat Belanda berang dan menyerang dan menghancurkan Keraton Surosowan pada 21 November 1808.

6. Kondisi Keraton Surosowan sekarang

6 Fakta Keraton Surosowan yang Wajib Kamu TahuKeraton Surosowan (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Sebagai sebuah bangunan kuno yang dibangun ribuan tahun lalu, Keraton Surosowan tentunya sudah tidak dalam kondisi utuh. Berbagai kerusakan terjadi pada banyak bagian benteng akibat banyak faktor.

Tindakan penghancuran Keraton Surosowan Banten oleh Belanda pada sekitar tahun 1813 memegang peran dalam kerusakan benteng ini. Sekarang bagian yang tersisa hanyalah puing reruntuhan, kolam, dan pondasi ruangan yang bentuknya segi empat.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya