Keraton Surosowan (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id)
Keraton ini dibangun dalam empat fase. Pada fase awal, bagian yang dibangun adalah dinding yang mengelilingi keraton. Adapun lebarnya antara 100 meter sampai 125 meter.
Dinding tersebut dibuat tanpa bastion dan dibangun dari susunan bata berukuran besar yang dicampur dengan tanah liat (lempung). Fase pembangunan pertama diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1552 -1570).
Fase kedua, pembangunan masuk pada tahap dinding bagian dalam dan bastion. Dinding bagian dalam berfungsi sebagai penahan tembakan.
Nah, antara fase pertama dan kedua diduga ada perubahan fungsi dinding, yaitu dari yang berfungsi sebagai tembok keliling, kemudian menjadi tembok pertahanan dengan unsur-unsur Eropa.
Pada masa ini, Keraton Surosowan disebut sebagai Fort Diamant (fort : benteng, diamant : intan) oleh pihak Belanda. Pembangunan fase ketiga adalah tahap pendirian ruang-ruang di sepanjang dinding utara, penambahan lantai untuk mencapai dinding penahan tembakan (parapet).
Pada pembangunan fase keempat, dilakukan perubahan pada gerbang utara dan diperkirakan juga pada gerbang timur.