Ekspedisi Badak Jawa (Dok. JRE)
Namun, kawasan Ujung Kulon sempat hancur oleh sapuan tsunami akibat letusan Gunung Krakatau 1883. Namun sejak kerusakan dahsyat itu, seperti dilansir situs resmi Taman Nasional Ujung Kulon, ekosistem-vegetasi dan satwa liar di Ujung Kulon tumbuh baik dan cepat.
Taman Nasional Ujung Kulon merupakan benteng terakhir Badak Jawa alias rhinoceros sondaicus atau badak bercula satu. Ujung Kulon merupakan habitat satu-satunya di dunia paling baik bagi badak bercula satu. Selain badak bercula satu, satwa langka lain yang sangat dilindungi yaitu owa jawa (hylobates moloch), surili (presbytis aigula) dan anjing hutan (cuon alpinus javanicus).
Pada 1921, Perhimpunan The Netherlands Indies Society for The Protectin of Natura merekomendasikan penetapan Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan sebagai Kawasan Suaka Alam. Sementara pada pasca kemerdekaan Indonesia, kawasan Ujung Kulon berubah status kembali dari Suaka Margasatwa menjadi Suaka Alam.