Bandara Soetta Bakal Spin Off, Sekarpura: Jangan Hanya Lihat Untung

Pemerintah diminta tak hanya melihat keuntungan Soetta saja

Tangerang, IDN Times - Wacana pemisahan usaha atau spin off pada pengelolaan bandara, termasuk Soekarno Hatta dan Ngurah Rai Bali, menyeruak. Menanggapi rencana tersebut, Ketua Umum Serikat Karyawan PT Angkasa Pura II (Sekarpura II) Aziz Fahmi Harahap mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima penjelasan resmi dari manajemen terkait rencana tersebut.

“Sampai hari ini belum ada penjelasan resmi baik dari manajemen PT Angkasa Pura II dan manajemen PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Injourney) sebagai pemegang saham maupun Kementerian BUMN," kata Fahmi kepada wartawan, Selasa (10/10/2024). 

Baca Juga: UMKM Sumatra Barat Pameran di Terminal 3 Bandara Soetta

1. Pemerintah diminta tak hanya melihat keuntungan Bandara Soetta saja

Bandara Soetta Bakal Spin Off, Sekarpura: Jangan Hanya Lihat UntungIDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Fahmi menuturkan, fungsi Angkasa Pura II tidak hanya profit oriented, akan tetapi dituntut memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan bagi masyarakat Indonesia, sehingga tak tepat jika dilakukan spin off.

“PT Angkasa Pura II tidak hanya dipercaya mengelola bandara untung saja, namun banyak dititipkan untuk mengelola bandara-bandara rugi oleh negara, dengan harapan pemerataan pelayanan dan pemastian keselamatan serta keamanan penerbangan oleh negara melalui PT Angkasa Pura II," ungkap Fahmi.

2. Bandara Soetta jadi backbone subsidi bandara rugi di Indonesia

Bandara Soetta Bakal Spin Off, Sekarpura: Jangan Hanya Lihat UntungAktivitas penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. (dok. Angkasa Pura II)

Menurut Fahmi, Kementerian BUMN perlu mempertimbangkan posisi Bandara Soekarno-Hatta yang menjadi backbone mensubsidi beberapa Bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II. 

"Kecuali Kementerian BUMN berani mengalihkan pengelolaan bandara-bandara rugi ke Kementerian Perhubungan," jelasnya.

Ia pun berharap, Kementerian BUMN tidak melakukan spin off pengelolaan Bandara Soekarno-Hatta, yang secara kinerja keuangan menjadi backbone dari pendapatan PT Angkasa Pura II. 

"Pendapatan Bandara Soekarno-Hatta adalah penopang kinerja oparasional keselamatan dan keamanan Bandara-bandara rugi yang ditugaskan oleh Kementerian Perhubungan kepada PT Angkasa Pura II," tuturnya.

Fahmi pun ingin Kementerian BUMN dan Injourney, agar tidak hanya memikirkan penyelesaian masalah dalam jangka pendek saja, tetapi mempertimbangkan juga terhadap dampaknya dalam jangka panjang. 

"Tentunya ini menjadi penting fungsi pengawasan banyak pihak dalam setiap aksi-aksi korporasi yang diambil, agar tidak ada korban terhadap apapun kebijakan yang akan diputuskan, khususnya terhadap keberlangsungan perusahaan milik negara ini," ungkapnya.

3. Sekarpura II juga nilai integrasi terkesan dipaksakan

Bandara Soetta Bakal Spin Off, Sekarpura: Jangan Hanya Lihat UntungIlustrasi - Aktivitas di Bandara Soekarno-Hatta. (dok. Angkasa Pura II)

Selain spin off, rencana integrasi antara PT Angkasa Pura II dan PT Angkasa Pura I juga mencuat. Hal tersebut pun kata Fahmi, terkesan dipaksakan. Pihaknya pun telah bersurat kepada Injourney dengan harapan bisa mendapatkan informasi resmi dan komprehensif terkait rencana integrasi tersebut baik dari segi konsep, strategi maupun dampak yang akan terjadi apabila rencana tersebut direalisasikan.

“Integrasi merupakan hal yang terkesan dipaksakan, mengingat saat ini PT Angkasa Pura II sedang dalam proses recovery dan sedang menuju kinerja terbaiknya. Oleh karenanya, kami meminta penjelasan terkait isu yang sedang beredar," terang Fahmi.

Dijelaskannya, selain meminta penjelasan kepada pemegang saham, Sekarpura II juga berharap agar proses yang sedang berjalan terlebih dahulu dikawal dan di-review oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kejaksaan Republik Indonesia. 

Hal ini kata Fahmi, untuk memastikan prosesnya berjalan sesuai dengan Good Corporate Governance (GCG) atau ketentuan yang berlaku. 

“Sebagai informasi bahwa konsep Perusahaan Integrasi yang akan membawahi AP I dan AP II perlu dipertanyakan, mengingat AP I maupun AP II sampai saat ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau anak usaha yang memiliki Saham Seri A," jelasnya.

Baca Juga: Kurangi Panas dan Polusi, 2.000 Pohon Ditanam di Area Bandara Soetta

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya