TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Teknologi Kedokteran Nuklir Bisa Tekan Biaya Pengobatan Kanker

Siloam kerja sama dengan Belanda tangani pasien kanker

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Tangerang, IDN Times - Teknologi kedokteran nuklir saat ini menjadi salah satu hal yang dibutuhkan untuk mengobati pasien kanker yang lebih optimal. Di Belanda, teknologi kedokteran nuklir telah menjadi pilihan yang digunakan sebagai langkah efektif dan efisien untuk mengobati pasien kanker.

Untuk itu, MRCCC Siloam Hospital bekerjasama dengan The Netherlands Cancer Institute, atau yang dikenal sebagai Antoni van Leeuwenhoek Hospitals (AVL/NKI) Belanda untuk menangani pasien kanker lebih optimal di Indonesia. Kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tersebut dilakukan di Siloam Hospital Lippo Village, Kabupaten Tangerang.

Hendy Widjaja, Direktur Kerja Sama Internasional Siloam Hospitals mengatakan, kerja sama tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan dan perawatan terhadap pasien kanker di Indonesia, terutama dalam teknologi kedokteran nuklir.

"Ini akan difokuskan pada tiga bidang utama, yaitu pelayanan atau konsultasi, pendidikan, pelatihan, dan penelitian," kata Hendy.

Baca Juga: Siloam Kerja Sama dengan NUS, Teliti Pengobatan Kardiovaskular

1. Teknologi kedokteran nuklir bisa menekan biaya pengobatan kanker

Marcel Stokkel selaku Nuclear Medicine Physician, Netherland Cancer Institute Antoni van Leeuwenhoek Hospital, mengungkapkan bahwa pengobatan kanker dengan melibatkan teknologi nuklir saat ini memang masih dianggap sangat mahal. Namun, sebenarnya teknologi tersebut bisa menekan angka perawatan dalam jangka panjang.

"Kalau dilihat memang penggunaan teknologi kedokteran nuklir terlihat mahal di awal, namun akan mengurangi pengeluaran secara keseluruhan karena akan banyak langkah perawatan yang dipangkas," jelas Stokkel.

Selain itu, adanya teknologi kedokteran nuklir juga bisa membuat pasien tidak overtreated, di mana karena diagnosis yang tidak tepat membuat pasien kanker mendapatkan perawatan yang tidak perlu. Misalnya saja, lanjut Stokkel mengenai PET-Scan, yang merupakan salah satu teknologi kedokteran nuklir yang bisa membuat diagnosis pasien kanker lebih tepat. 

"Memang PET-Scan memerlukan biaya mahal, tapi dengan tidak melakukannya akan lebih banyak uang yang dikeluarkan untuk treatment lain," ungkapnya.

2. Pasien memiliki kasus kompleks akan ditangani bersama

Hendy mengungkapkan, kerjasama tersebut juga memungkinkan pihaknya melakukan konsultasi kepada dokter terbaik di The Netherland Cancer Institute jika ditemukan pasien kanker dengan kasus kompleks.

"Kami juga akan berpartisipasi dalam pertemuan MDT, dimana pembahasan kasus sulit kanker dibicarakan," ungkapnya.

3. Staf dan dokter di MRCCC Siloam juga dapat pelatihan dari Belanda

Edy Gunawan selaku Chief Operating Officer RS MRCCC Siloam Semanggi mengatakan, beberapa dokter konsultan Kedokteran Nuklir dari MRCCC telah mengikuti program belajar di AVL di bawah bimbingan Marcel Stokkel, yang merupakan pakar senior kedokteran nuklir di organisasi European Association of Nuclear Medicine (EANM) dan juga konsultan untuk International Atomic Energy Agency (IAEA).

"Dalam bidang pendidikan, MoU ini membuka kesempatan bagi staf MRCCC untuk mengikuti pelatihan di Belanda dan AVL akan menjadi narasumber tetap pada berbagai acara ilmiah yang kami selenggarakan," ungkapnya.

Verified Writer

Maya Aulia Aprilianti

Let's still alive!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya