TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ratusan Mahasiswa di Tangsel Demo Tolak Politik Dinasti

Mereka menyebarkan pamflet seruan antipolitik dinasti

Dok. IDN Times/Mahasiswa

Tangerang Selatan, IDN Times - Sekelompok mahasiswa dari berbagai kampus di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), berdemonstrasi sambil membagi-bagikan ribuan pamflet. Dalam orasi dan pamflet, mereka menolak politik dinasti dan penjahat HAM.

Demonstrasi pada Kamis (11/1/2024) dipusatkan di di Halte depan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Massa berasal dari kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhamadiyah Jakarta, Universitas PTIQ, ITB-Ahmad Dahlan.

Tak hanya membagikan pamflet, para mahasiswa itu juga terlihat memakai topeng Guy Fawkes sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tiran.

Baca Juga: Seorang Lansia di Tangsel Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya

1. Mereka menuding salah satu capres lakukan politik dinasti

Dok. IDN Times/Mahasiswa

Koordinator Aksi, Glamora Lionda mengatakan, ada alasan mendasar kenapa mahasiswa menolak politik dinasti dan penjahat HAM. Terlebih, dalam perhelatan Pilpres 2024 ada salah satu kontestan yang teridentifikasi melakukan praktik politik dinasti dan diduga terlibat kasus pelanggaran HAM.

“Ini bentuk tanggung jawab kita sebagai anak bangsa dan bentuk rasa cinta kita buat Indonesia, menyoal pilpres ini ya,” kata Lionda, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Salah satu capres dan cawapres dinilai tak layak

Dok. IDN Times/Mahasiswa

Lionda mengatakan, mengutip salah satu pemberitaan media nasional bahwa salah satu capres produk gagal Orde Baru. Sedangkan cawapresnya adalah produk haram dari pembajakan hukum Mahkamah Konstitusi (MK).

“Kami mau bicara dan sampaikan bahwa Prabowo-Gibran adalah bentuk humor dan kelucuan dalam ruang demokrasi kita,” kata Lionda.

3. Lionda mengajak mahasiswa se-Indonesia tolak politik dinasti

Dok. IDN Times/Mahasiswa

Oleh karena itu, dia mengajak mahasiswa Indonesia sebagai agen perubahan untuk bergerak melawan hal yang dinilai tidak adil dan dipertontonkan secara jelas dan nyata ini.

“Lantas kemudian, atas dasar apa kita menempatkan kelayakan Prabowo-Gibran sebagai capres-cawapres, kecuali hanya sebagai bentuk kelucuan dan kejenakaan?” kata dia.

Berita Terkini Lainnya