Serang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mencatat, 419 desa di wilayahnya mengalami krisis air bersih akibat fenomena El Nino atau musim kemarau panjang.
Diketahui, untuk menangani krisis air itu Pemerintah Provinsi Banten telah menetapkan status tanggap darurat bencana atau kejadian luar biasa (KLB) kekeringan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Banten Nana Suryana mengatakan, ratusan desa yang mengalami kesulitan air bersih itu itu tersebar di enam daerah yakni Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Tangerang, Kota Serang dan Kota Cilegon
"Yang paling paling banyak terdampak kekeringan itu Tangerang Raya meliputi 37 kecamatan disusul Pandeglang 22 kecamatan," kata Nana, Selasa (26/9/2023).
Nana menambahkan, data wilayah yang mengalami kekeringan tersebut berpotensi terus bertambah. Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kekeringan ini sampai bulan Desember 2023.
"Tapi menurut BMKG kekeringan tahun ini tidak separah kekeringan tahun 2015, ini pada level menengah," katanya.
Kendati demikian, Nana memastikan cadangan air di Provinsi Banten untuk didistribusikan ke wilayah yang mengalami kekeringan masih mencukupi.
"Cadangan air kita secara umum kan sumur bor, itu masih ada. Karena yang mengering itu kayak sungai saja," katanya.