Serang, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menyatakan angka kematian akibat COVID-19 sangat rendah, meski penyebaran kasus COVID-19 meningkat tajam dalam dua pekan terakhir.
"Dalam rentang waktu 10 hari, 4 orang yang meninggal dari 42 ribu kasus yang ada di Banten," kata Ati saat dikonfirmasi, Jumat (11/2/2022).
Ati menjelaskan, pasien COVID-19 yang meninggal itu pun disebabkan dari komorbid atau penyakit bawaan seperti gagal ginjal dan kanker. Tidak ada yang murni meninggal gara-gara virus COVID-19.
"Dan yang meninggal itu posisinya komorbid. Sekarang angkanya (pasien meninggal) sudah di bawah 2 persen," katanya.
Virus COVID-19 varian Omicron relatif lebih rendah dari sisi gejala yang ditimbulkan, hanya di saluran pernafasan saja tidak sampai ke paru-paru. Sehingga, kata Ati sangat jarang sekali pasien Omicron menderita sesak napas.
"Hanya batuk pilek biasa. Mampet hidung, meler, terus nyeri tenggorongan. Sekarang flu saja (pasien positif), rata-rata," katanya.
Mantan Dirut RSUD Kota Tangerang itu menegaskan dari puluhan ribu kasus COVID-19 di Banten mayoritas bergejala ringan dan cukup hanya melakukan isolasi mandiri di rumah. Sementara yang boleh dirawat di rumah sakit hanya pasien yang bergejala sedang dan berat.
"(BOR) Masih tersisa 57 persen. kekuatan tempat tidur COVID masih sepertiga dari kemarin dari gelombang kedua," katanya.