Satu Keluarga di Pandeglang Tinggal di Rumah Nyaris Ambruk
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandeglang, IDN Times - Satu keluarga di Kabupaten Pandeglang, Banten tinggal di rumah reyot yang nyaris ambruk. Kondisi rumah yang terletak di Kampung Kadu Banen, Desa Kabayan, Kecamatan Pandeglang itu tidak layak huni.
Padahal, lokasi rumah Lia Marliani (41) bersama suami bernama Riki Rudianto (40) dan empat anaknya hanya berjarak satu kilometer dari kantor Bupati Pandeglang Irna Narulita. Pasangan ini tinggal bersama empat anak mereka.
Baca Juga: Paket Sembako Baznas Ditempeli Gambar Bupati dan Wabup Pandeglang
1. Atap bangunan dan dinding rumah ambruk
Kondisi rumahnya sudah lama rusak karena dimakan usia dan tertimpa pohon. Bahkan, ia sudah tidak memakai ruangan kamar karena kondisinya bocor tidak beratap dan langit-langitnya jebol hanya ruang tengah dan dapur yang bisa terpakai.
Apalagi sekarang seluruh atap banguan ambruk akibat tertimpa pohon lengkeng yang berada di belakang rumahnya. Jika turun hujan air masuk ke dalam dan membanjiri seluruh ruangan.
"Untuk sementara atapnya pakai terpal dulu supaya air hujan tidak terlalu masuk," kata Lia saat ditemui di rumahnya, Jumat (22/5).
2. Tidak bekerja semenjak pandemik COVID-19
Ia tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya, usaha warung nasi uduk miliknya terpaksa tutup dan bangkrut karena tidak ada pembeli. Sopir truk barang yang biasa makan di warungnya sudah tidak beroperasi semenjak pandemik virus corona atau COVID-19.
Sementara, suaminya menganggur setelah kena pemutusan bubungan kerja di sebuah pom bensin di daerah Pandeglang pada tahun 2018 lalu.
"Udah lama rusaknya belum bisa ngebetulin kepentok sama biaya anak sekolah. Jadi di diemin aja. Keropos kali yah, rubuh (roboh) makanya," katanya.
3. Untuk makan sehari-hari mengharapkan pemberian tetangga
Sejak tidak berjualan nasi uduk, Lia dan keluarganya menggantungkan hidup terhadap belas kasihan tetangga dan saudara. Bahkan hingga saat ini, keluarga Amin tidak masuk Program Keluarga Harapan (PKH) maupun jaring pengamanan sosial akibat virus.
"Kebetulan bulan puasa pada ngasih zakat uang. Kalau dari yg lain gak ada penghasilan. Saya harapnya dapet bantuan COVID juga, soalnya kan saya juga gak dapet PKH, BLT juga karena rumah ini diisi enam orang, suami sama anak," katanya.
Baca Juga: Temuan Dugaan Markup Rp1,9 Miliar di Balik Kisruh Bansos Kota Serang