Tangerang Selatan, IDN Times - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyiapkan dua skema pada rencana gelaran tarung pelajar pelaku tawuran di atas arena tarung resmi. Salah satunya, gelaran ini untuk pelajar tertangkap tangan hendak tawuran.
"Yang kedua memang di sekolahnya yang tercatat bandel di sekolah itu kita adakan pembinaan yang badung-badung," kata Ketua KONI Tangsel, Hamka Hamdaru kepada IDN Times, Kamis (7/4/2022).
Menurut Hamka, pelajar yang hobi tawuran disebabkan energi dan emosinya tak tersalurkan. Rencana langkah ini jadi salah satu upaya pihaknya untuk mengurangi kejadian tawuran dan juga sebagai cara mencari potensi-potensi atlet sedari dini.
"Mudah-mudahan dengan tersalurkannya energi mereka, tersalur emosinya mereka, mereka malah jadi profesional, jadi atlet," kata dia.
Nantinya, kata Hamka, pelajar yang ingin bertarung bisa menyalurkannya pada semua cabang olahraga bela diri. "Bukan hanya tinju, tapi bela diri. Ada kempo, ada karate, ada taekwondo, MMA, thai boxing bahkan tarung drajat," kata dia.
Para pelajar pelaku tawuran, lanjutnya, akan dibina oleh cabang-cabang yang mereka minati. "Karena ini masukan dari cabor bela diri, mereka minta untuk kumpulin anak-anak seperti ini agar memudahkan pencarian bakat," kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie berencana akan membuka ring tinju untuk kalangan pelajar di Tangsel. Hal itu dilakukan untuk mengurangi dan mencegah aksi tawuran yang kerap terjadi di kalangan pelajar atau umumnya remaja.
"Saya mau bicarakan hal tersebut dengan ketua KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Tangsel dan Kapolres, kalo memungkinkan, kenapa tidak," kata Benyamin kepada IDN Times, Rabu (6/4/2022).