Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Nelayan penangkap benur (IDN Times/Athif Aiman dan Aldila Muharma)

Serang, IDN Times - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Banten Hendri Gunawan mengungkap, setiap daerah di Tanah Air perlu memetakan data potensi kasus anak yang menjadi pekerja. Data ini, kata dia, harus mencakup kasus anak-anak yang akhirnya membantu orangtuanya untuk bekerja atau dieksploitasi secara ekonomi.

Hendri mengutarakan, pemetaan ini penting untuk mencari solusi dan penanggulangan kasus pekerja anak secara menyeluruh.

"Termasuk juga memetakan sisi anak-anak yang memang berpotensi untuk bekerja di sektor nelayan ada di sisi mana utara selatan kah? Perkebunan misalnya ada di daerah mana," kata Hendri kepada IDN Times, Sabtu (24/6/2023).

Pemerintah daerah perlu membuat data komprehensif ini, baik itu provinsi maupun kabupaten atau kota untuk melihat sejauh mana anak-anak ini akhirnya berpotensi untuk dieksploitasi secara ekonomi. 

1. Di Banten, sebagian besar pekerja anak ada di perkebunan atau menjadi nelayan

Nelayan penangkap benur (IDN Times/Athif Aiman dan Aldila Muharma)

Hendri mengatakan, di Banten sebagian besar kasus pekerja adalah anak membantu orangtuanya di kebun atau menjadi nelayan hingga mereka terpaksa putuh sekolah.

Hendri mengatakan, contoh kasus terbaru adalah dua pelaku pembunuhan terhada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Bayah, Kabupaten Lebak yang diketahui adalah anak putus sekolah karena ikut berkebun dan menjadi nelayan bersama orangtuanya.

Kedua anak yang dia maksud sudah berusia 14 dan 16 tahun. "Lalu kita tanyakan apakah tetap mau lanjut sekolah? Mereka engga mau lagi mereka ada trauma, dan mereka bisa mendapatkan uang dan membeli handphone," kata dia.

2. Persoalan pekerja anak harus ditangani secara komprehensif

Editorial Team

Tonton lebih seru di