Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(IDN Times/Rochmanudin)

Tangerang, IDN Times - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah meminta para pengendara sepeda motor untuk tetap memperhatikan jarak dan protokol kesehatan jika terpaksa harus berteduh bersamaan dengan pengendara lain, mengingat penyebaran COVID-19 dapat terjadi di lokasi berteduh.

"Jangan sampai muncul klaster berteduh penyebaran COVID-19. Tetap jaga jarak ketika berteduh di lokasi yang bersamaan dengan yang lain," ujar Arief dikutip dari ANTARA, Senin (5/10/2020).

1. Penyebaran COVID-19 masih saja terjadi

Ilustrasi penumpang KRL Bogor-Jakarta. (Ilustrasi. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Arief mengatakan, penyebaran COVID-19 di Kota Tangerang disebabkan sejumlah faktor, yakni adanya klaster baru, seperti keluarga, perkantoran, perdagangan dan klaster olahraga.

"Penyebab terjadi penyebaran karena adanya kontak erat sehingga perlu diperhatikan mengenai disiplin penerapan 3M, yakni menjaga jarak, memakai masker dan sering mencuci tangan," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Arief, Pemkot Tangerang membatasi kegiatan keramaian dalam upaya menekan kasus COVID-19, termasuk kegiatan rapat di ruangan yang diganti menjadi sistem daring.

2. Arief peringatkan warganya waspada terhadap hujan

Ilustrasi hujan. IDN Times/Anata

Selain itu, Arief juga mengingatkan warga Kota Tangerang agar mengantisipasi tingginya intensitas curah hujan yang kemungkinan terjadi dalam beberapa hari ke depan. "Informasi dari BMKG, cuaca ekstrem kemungkinan akan terjadi di beberapa daerah, termasuk Kota Tangerang," katanya.

Arief mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika berkendara di jalan, mengingat potensi hujan disertai angin yang terjadi dapat membahayakan pengendara.

"Kalau hujan lebat dan angin kencang, upayakan untuk tidak berteduh di bawah pohon. Sebisa mungkin selalu sedia jas hujan kalau mengendarai motor. Karena sekarang informasinya sudah masuk musim hujan," ujar Arief.

3. Warga diimbau menepi saat berkendara di cuaca ekstrem

(Ilustrasi genangan air) IDN Times/Hana Adi Perdana

Sementara itu, Kepala Bidang Pertamanan dan Dekorasi Kota Hendri Pratama menuturkan, pohon tumbang sifatnya force majeure yang susah diprediksi. Begitu pula dengan ukuran kecil dan besarnya pohon tak bisa jadi patokan tumbang atau tidaknya. Oleh karena itu, pilihan terbaik adalah menepi saat terjadi cuaca ekstrem.

"Petugas sudah melakukan pemeriksaan terhadap pohon yang rawan tumbang ketika tertiup angin kencang dan langsung dilakukan pemangkasan. Namun kewaspadaan tetap harus diutamakan," ujarnya.

Editorial Team