Ombudsman: Ada Intimidasi Pejabat Hingga Wartawan di PPDB Tangerang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Tangerang, IDN Times - Ombudsman perwakilan Banten menyebut, persoalan kelebihan kapasitas yang terjadi di SMA Negeri di Kota Tangerang disebabkan beberapa hal. Salah satunya, intervensi dan intimidasi ke pihak sekolah dari pejabat, organisasi masyarakat (ormas), lembaga swadaya masyarakat (LSM), hingga oknum mengaku wartawan.
Kepala Keasistenan Pemeriksaan Laporan Ombudsman Banten, Zainal Muttaqin mengatakan, mereka ingin menitipkan siswa dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Muara intervensi dan intimidasi itu, imbuhnya, adalah praktik jual beli kursi atau kuota siswa.
Baca Juga: Ombudsman: PPDB SMA di Banten Dibayangi Pelanggaran Kuota Siswa
1. Ombudsman meminta semua pihak harus menjaga integritas
Zainal mengatakan, solusi dari persoalan ini adalah semua pihak yang terlibat harus menjaga integritas mereka, sehingga aturan yang sudah dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten dapat berjalan semestinya.
"Karena kalau ada oknum pejabat mau intervensi atau ada oknum ormas yang mau coba intervensi, teman-teman pers atau wartawan juga masih banyak yang begitu. Jadi makanya kita dorong semua pihak jaga integritas PPDB," kata dia.
2. Jumlah siswa baru di mayoritas SMA Negeri di Kota Tangerang lebihi kapasitas
Sebelumnya, Zainal Muttaqin mengungkap, 12 dari 15 SMA di Kota Tangerang diduga melanggar batas kuota siswa per kelas. Angka tersebut berdasarkan hasil temuan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Banten pada periode September hingga Oktober 2021.
Data itu dikumpulkan setelah Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) selesai. "Kota Tangerang ada kelebihan 391 siswa. Ini datanya dinamis," kata Zainal Muttaqin, Selasa (24/5/2022).
3. Obudsman: banyak bangku kosong di SMA di Pandeglang dan Lebak
Zainal mengatakan, kelebihan siswa secara umum terjadi di tiga wilayah Tangerang, yakni Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan, selain itu di Kota Serang juga ditemukan kejadian serupa.
"Tidak semua sekolah (Kota Tangerang) daya tampungnya over. Faktanya karena memang banyak kelebihan itu banyaknya di kota. Contoh di Pandeglang dan Lebak itu malah gak sampai, malah bangku kosong masih banyak. Yang lainnya kelebihan," kata Zainal.