Tangerang Selatan, IDN Times - Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tengah bersiap untuk merealisasikan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA), yang diklaim akan menghasilkan listrik sebesar 15 mega watt.
Pembangunan PLTSA tersebut merupakan upaya Pemkot Tangsel untuk menanggulangi meningkatnya volume sampah. Untuk diketahui, setiap harinya Tangsel yang populasi penduduknya kurang lebih 1,5 juta jiwa, menghasilkan 900 ton sampah.
Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Tangsel, Yepi Suherman menjelaskan, proses pembangunan PLTSA pertama di Indonesia itu akan masuk tahap lelang investasinya pada akhir 2019 ini.
"Akhir tahun direncanakan untuk masuk dalam proses lelang. Nilai investasinya 1,7 triliun," kata Yepi kepada IDN Times, Kamis (1/8).
Menurutnya, saat ini kondisi TPA Cipeucang sudah overload maka diperlukan alternatif teknologi pengolahan sampah. Untuk upaya tersebut, Kota Tangsel akan melakukan langkah seperti yang termaktub dalam Perpres No.35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSA).
"Langkah ini yang menurut analisa kami langkah yang paling tepat, dan Tangsel sendiri mendapat prioritas dari beberapa daerah yang termaktub dalam perpres itu," ungkap Yepi.
Yepi menjelaskan, untuk pembangunan PLTSA, sudah disiapkan lahan 5 hektar yang letaknya di kawasan Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Cipeucang.
"Lahan sudah disiapkan, 5 hektar sudah siap di Cipeucang. Lahan itu akan jadi tempat PLTSA," kata Yepi.
Jika sesuai rencana, ground breaking pembangunan PLTSA Cipeucang akan dimulai sebelum berakhirnya masa jabatan Wali Kota Airin Rachmi Diany.
"Ya kalau sesuai rencana 2020 sudah mulai pembangunan, karena ini permintaan Ibu Airin juga yang ingin PLTSA dibangun sebelum masa jabatannya habis," kata Yepi.