Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Ita Malau)

  1. Lebak, IDN Times - Video bernarasi seorang ibu hamil yang sudah pecah ketuban tetapi tak boleh dirujuk ke rumah sakit oleh keluarga suami viral di media sosial. Peristiwa ini terkonfirmasi terjadi di Klinik Sehat Lestari, Desa Pantisari, Kecamatan Lewidamar, Kabupaten Lebak.

Kepada IDN Times, Bidan Lailatul Badriah yang menangani pasien tersebut yang juga sebagai pengunggah video menceritakan kronologi peristiwa yang akhirnya merenggut nyawa bayi dalam kandungan pasien.

Badriah mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Senin, 12 Juni 2023. Kala ia sedang berjaga pada pukul 05.00 pagi.

Lalu datang pasien yang masih berumur 22 tahun bersama sang suami berusia 23 tahun dan keluarganya datang untuk memeriksakan kandungan anak pertama ini.

"Setelah kita periksa semuanya kita periksa, memang pembukaannya sudah ada kan. Kita selalu pantau kan kalo persalinan itu, kalo sedang di fase aktif kita pantau terus tuh nah itu kan," kata Badriah, Selasa (20/6/2023).

1. 'Engga apa-apa, Bu bidan bayinya meninggal juga yang penting ibunya selamat'

ilustrasi bayi (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Melihat kondisi sang pasien yang sudah pecah ketuban bahkan cairannya ketubannya terindikasi sudah habis, pihaknya lantas mendorong pasien untuk dirujuk ke rumah sakit agar mendapat pertolongan segera. Di situlah awal mula penolakan keluarga terjadi seperti yang tergambar dalam narasi video yang viral

"Terus kita bilang sama ibunya, 'bu kalau misal enam jam engga lahir, kita harus rujuk ke rumah sakit'. Nah pihak keluarga itu engga mau masuk rumah sakit. (Mereka) bilangnya gimana pun caranya harus lahir di sini, kita kan engga bisa. Bayi itu engga akan lahir, soalnya kan ketubannya engga ada gitu," kata dia.

Usai mendapat penolakan, Badriah dan tenaga kesehatan di klinik tersebut terus membujuk pasien dan keluarganya untuk mau dirujuk ke rumah sakit, namun mereka tetap menolak.

"Soalnya takut ada kenapa-kenapa sama dedek bayinya. Kalau misal dibiarkan, dede bayinya kan engga bernapas engga ada. Terus kata keluarga pasiennya, 'engga apa-apa bu bidan bayinya meninggal juga yang penting ibunya selamat'. Kok ngomongnya kaya gitu bu, kata aku, ini kan harus dua-duanya selamat," ungkapnya.

Tak hanya menyepelekan nyawa bayi, pihak keluarga pun diceritakan Badriah memarahi tenaga kesehatan yang mencoba membujuk pasien untuk dirujuk ke RS.

"Terus kita sudah konsul tinggal berangkat ker RS, terus si suami maksa untuk istrinya (engga) dibawa ke rumah sakit, 'saya tuntut bu Bidan kalau ada apa-apa di rumah sakit' (kata si suami). Kita kan takut yah, ini kan hak pasien yah kita kan tidak bisa memaksakan pasien, akhirnya bikin surat pernyataan penolakan untuk dirujuk. Terus mereka pulang ke rumah," kata dia.

2. Pasien takut dengan suami, ekonomi bukan alasan

ilustrasi uang (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Badriah mengatakan, upaya membujuk dan mengedukasi khususnya untuk keluarga sang suami terus dilakukan, bersamaan itu penolakan tanpa ada alasan jelas terus dilontarkan sang suami dan keluarganya.

"Kayanya dia (pasien) nurut sama suami, kayanya takut juga sama suami, teh dirujuk yuk. aku malah diomelin, yaudah lah dalam hati saya. Mereka engga memberikan alasan yang pasti ga dirujuk, engga apa-apa engga mau dirujuk aja. Kayanya mereka engga ngerti kalau ini ketubannya sudah habis, cuma mereka tetap engga mau," kata dia.

Badriah juga memastikan, ekonomi bukan jadi alasan pihak keluarga menolak. "Bukan masalah (ekonomi) deh, kalo masalah biaya BPJS kan gratis sudah kita jelaskan juga ke mereka. Mereka engga ada alasan aja," kata dia.

3. Bayi lahir setelah dua hari ketuban pecah dalam keadaan meninggal dunia

ilustrasi USG kehamilan (pexels.com/MART Productions)

Badriah mengatakan, dua hari setelah pihaknya membujuk untuk pasien dirujuk ke RS, bayi tersebut akhirnya lahir dengan kondisi sudah meninggal dunia

"Lahirnya pas Rabu 14 Juni ditolong sama dukun langsung meninggal muka bayinya sudah ungu kebiruan," kata dia.

Editorial Team