TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Speech Delay pada Balita dan Cara Mengatasinya

Jangan ragu untuk memeriksakan anak ke dokter ya, Bun!

ilustrasi pemberian vaksin imunisasi (Unsplash.com/CDC)

Tangerang, IDN Times - Tumbuh kembang yang sesuai dengan usia balita merupakan salah satu tanda sehat, cukup gizi, dan stimulasi. Namun, keterlambatan pada tumbuh kembang bisa terjadi, salah satunya adalah speech delay.

Dalam wawancaranya bersama Doodle Exclusive Baby Care, dr. Tarka Yulasutu menerangkan bahwa speech delay merupakan keterlambatan bicara pada anak di usia tertentu. Pemeriksaan tumbuh kembang secara menyeluruh sangatlah penting karena masalah bahasa dapat muncul karena penyebab yang lain.

"Anak yang mengalami speech delay bisa jadi tidak bisa mengucapkan 'mama' ataupun 'papa' di usia 1 tahun. Sehingga speech delay berarti keterlambatan dalam mengeluarkan kata-kata ataupun berbicara sesuai dengan usianya pada saat itu," ungkap Tarka pada Senin (11/3/2024).

Baca Juga: Sambut Ramadan, Waga Tangerang Gelar Tradisi Mandi di Cisadane

1. Anak harus bisa mengucapkan minimal satu kata di usia 12-18 bulan

Dok. Humas Kota Bandung

Tarka mengungkapkan, biasanya anak bisa mengucapkan kalimat di usia 12 hingga 18 bulan. Minimal 1 kata.

Nah, setiap anak dengan speech delay memiliki ciri masing-masing. Meski demikian, secara garis besar, anak disebut speech delay ketika dia tidak mulai berbicara pada usia yang diharapkan; menjelaskan sesuatu dengan kosakata yang terbatas; serta tidak bisa menyusun kalimat. 

Ciri lainnya untuk anak yang mengalami speech delay, kata dia, adalah anak tidak bisa berkomunikasi dengan teman sebayanya dan tidak bisa mengungkapkan dengan bahasanya sendiri.

"Perhatiannya terbatas pada percakapan, tidak fokus dengan lawan bicaranya,” terang Tarka. 

2. Faktor genetik juga bisa mempengaruhi keterlambatan bicara

Dok. Humas Kota Bandung

Dokter yang praktik di RS Permata Serdang, Banten itu mengungkap, penyebab speech delay antara lain, faktor genetik maupun anatomi. Jika keluarga orangtua si anak tersebut ada yang pernah speech delay, hal ini bisa menurun kepada anak itu.

Sedangkan untuk faktor anatomi berkaitan dengan kekuatan dari otot-ototnya, saat berbicara menggunakan motorik. Pada anak yang speech delay, ada masalah di salah satu bagian otot wajah, otot mulut, otot bibir, otot pipi ataupun otot lidahnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa gangguan pendengaran pun--baik permanen maupun sementara-- bisa berkontribusi pada anak dan menyebabkan speech delay ini.

"Saat ada gangguan pendengaran anak tidak akan bisa menjawab karena tidak bisa mendengar temannya. Dia tidak bisa meniru-niru suara yang akan menghambat latihan berbicara,” ungkapnya. 

Berita Terkini Lainnya