Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Perampok Bank (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi Perampok Bank (IDN Times/Mardya Shakti)

Tangerang Selatan, IDN Times - Sebuah minimarket Alfamart di Jalan Setia Budi, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) disatroni dua perampok. Pelaku mengancam korbannya dengan menggunakan senjata tajam.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (14/6/2023) pukul 04.00 pagi hari, berdasarkan keterangan, pelaku bersenjata celurit menggertak para karyawan yang tengah berjaga untuk minta ditunjukkan brankas uang.

"Pelaku sempet naro Coca-Cola di meja kasir terus ngancam ke saya katanya, 'mana brankas mana brankas'," kata Ahmad Luthfi Zakaria karyawan yang menjadi korban, saat dihubungi, Kamis (15/6/2023).

1. Pelaku mengancam pakai celurit, pegawai pun melawan

Ilustrasi transaksi di alfamart (IDN Times/Istimewa)

Lutfi mengatakan, pelaku mengancamnya menggunakan celurit. Bahkan, pelaku sempat menempelkan senjata tajam itu ke perut korban.

Lutfi yang merasa keselamatannya terancam coba menahan celurit pelaku. Ia terus bertahan memegangi celurit pelaku menggunakan kedua tangannya.

"Jadi di situ saya akhirnya main tarik-tarikan celurit. Dengan sekuat tenaga saya sambil teriakin pelaku itu maling," kata Lutfi.

2. Pelaku kabur setelah teman korban datang

Ilustrasi Maling (IDN Times/Mardya Shakti)

Pegawai minimarket lain yang berada di lantai dua yang mendengar teriakan korban langsung lari turun ke bawah. Derap langkah kawannya dari tangga besi lantas membuat pelaku panik.

Luthfi mengatakan, pelaku akhirnya melarikan diri bersama rekannya yang menunggu di atas motor di depan minimarket langsung tanpa membawa hasil rampokan.

3. Korban trauma atas kejadian ini

ilustrasi trauma antargenerasi (pexels.com/Pixabay)

Menurutnya, percobaan perampokan itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB saat lokasi sekitar sepi. Meski tak ada luka, korban yang menjabat sebagai kepala toko mengaku masih trauma atas kejadian tersebut.

"Saya lagi istirahat lagi ngilangin trauma," ujar Luthfi.

Editorial Team