Serang, IDN Times - Dinas Pertanian Provinsi Banten menyebut sawah yang gagal panen akibat kekeringan saat kemarau panjang atau fenomena El Nino di wilayahnya, terus bertambah. Saat ini, tercatat sawah yang gagal panen di Banten mencapai seluas 231,9 hektare (ha).
Berdasarkan hitungan, Pemprov Banten kehilangan kurang lebih sekitar 1,155 juta ton padi akibat gagal panen tersebut.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten M Agus Tauchid mengatakan, luasan lahan gagal panen atau fuso terbanyak berada di Kabupaten Serang mencapai 140 ha, Kabupaten Tangerang 72,9 ha, Kota Serang 18 ha dan Kabupaten Lebak 1 ha.
"Meski mengalami kekeringan, namun untuk fuso atau gagal panen di Kabupaten Pandeglang masih nihil," kata Agus.
Agus mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi El Nino pada sektor pertanian, seperti melakukan identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, lalu melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan.
"Sampai peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam dan peningkatan ketersediaan air dengan membangun sumur pantek, sumur dalam, embung, damparit, rehabilitasi jaringan tersier dan pompanisasi," katanya.
Kendati mengalami gagal panen, namun justru masih ada sebagian sawah di Banten menggelar yang sedang dan akan panen raya. Per bulan September 2023 ini seluas 37.992 ha panen dan bulan Oktober diperkirakan ada 29.578 ha dengan asumsi penghasilan 5,3 Ton padi per hektarnya.
"Sehingga produksi padi pada bulan september sebesar 243.181 ton dan Oktober 201.512 ton GKP atau bulan september 127.416 ton beras dan bulan oktober 99.198 ton beras," katanya.