Imlek, Vihara Avalokitesvara Serang Jadi Tujuan Wisata

Rara mengaku baru pertama kali berkunjung untuk menikmati suasana Imlek di Vihara Avalokitesvara. Padahal, jarak dari rumah ke tempat ibadah umat Buddha tersebut terbilang dekat, 20 menit perjalanan dengan kendaraan. 

Kali ini, Rara datang bersama tetangga dekatnya beramai-ramai di lokasi wihara. Selain untuk berfoto, Rara mengatakan Vihara Avalokitesvaratersebut memiliki daya tarik dari sisi sejarah, sehingga rasa penasaran itu membawanya kemari.

“Karena di sini wihara tertua, jadi buat pengetahuan saja, bagus,” kata dia.

Pengunjung lainnya, Faisal juga datang dengan membawa balitanya, yang tertarik dengan suasana Imlek, terutama atraksi barongsai. Faisal pun mencari tahu informasi tentang Imlek dari sosial media.

Meski dalam perayaan Imlek di Vihara Avalokitesvara tidak ada atraksi barongsai, Faisal mengaku cukup senang, karena bisa mengajarkan kepada si buah hati mengenal keberagaman.

“Sebenarnya anak ingin tahu soal Imlek, karena ini kan untuk belajar juga keberagaman di Indonesia, termasuk ada Imlek, ada Muslim juga, jadi ini buat belajar dia sih,” kata dia.

Setidaknya dari kedatangannya ke Vihara Avalokitesvara yang berdekatan dengan Masjid Agung Banten, Faisal bisa memberikan edukasi sejak dini tentang keberagaman agama, suku, serta mengajarkan toleransi.

Vihara Avalokitesvara dibangun sekitar tahun 1652, yakni pada masa pemerintahan Syarif Hidayatullah atau dikenal juga dengan Sunan Gunung Jati. Vihara ini berada sekitar 500 meter sebelah barat Masjid Agung Banten.

Wihara ini termasuk yang tertua di Pulau Jawa. Semula wihara ini dibangun di Desa Dermayon, kemudian dipindahkan ke Pamarican Banten pada tahun 1774.

Lokasi ini pernah terbakar pada tahun 2009, dan memiliki ukiran yang menceritakan bagaimana kejayaan Banten Lama saat masih menjadi kota pelabuhan yang ramai. Ukiran ini menceritakan bagaimana wihara digunakan sebagai tempat pelindung saat terjadi tsunami dan letusan Gunung Krakatau pada 1883.