Kepala SMPN 19 Tangsel Sebut Kasus Bullying Sudah Diselesaikan

- Sekolah menganggap kasus itu telah selesai Menurut Frida, setelah kesepakatan ditandatangani kedua belah pihak, pihak sekolah menganggap kasus tersebut sudah selesai.“Karena sekolah sudah membantu mediasi dan ada kesepakatan tertulis, kami anggap sudah selesai,” ujarnya.
- Pihak sekolah tak menyangka kasus itu menjadi sorotan publik Frida mengaku tak menyangka kasus itu akan menjadi perhatian publik. “Kami pikir masalahnya sudah selesai, tapi ternyata keluarga korban kembali menghubungi sekolah dan menyampaikan kondisi korban yang semakin memburuk,” ucapnya.
- Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi pihak sekolah untuk memperkuat pengawasan ter
Tangerang Selatan, IDN Times – Kasus dugaan perundungan (bullying) yang menimpa MH (13), siswa kelas VII SMP Negeri 19 Tangerang Selatan (Tangsel) memicu keprihatinan publik. Korban dikabarkan mengalami rabun dan lumpuh sebagian tubuh setelah dipukul dengan kursi besi oleh teman sekelasnya.
Peristiwa ini terjadi pada 20 Oktober 2025 saat jam istirahat di sekolah. Keluarga korban menyebut, insiden itu membuat MH harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit hingga kini.
Kepala SMPN 19 Tangsel, Frida Tesalonik mengaku, pihak sekolah sudah memfasilitasi pertemuan antara keluarga korban dan keluarga terduga pelaku. Ia menyebut, mediasi menghasilkan kesepakatan damai yang dituangkan dalam surat pernyataan bersama.
“Kami bantu menjembatani agar masalahnya selesai secara kekeluargaan. Dalam surat pernyataan itu, orangtua pelaku menyanggupi untuk menanggung seluruh biaya pengobatan korban, terutama untuk kepala dan mata,” kata Frida, dikutip Selasa (11/11/2025).
1. Sekolah menganggap kasus itu telah selesai

Menurut Frida, setelah kesepakatan ditandatangani kedua belah pihak, pihak sekolah menganggap kasus tersebut sudah selesai.
“Karena sekolah sudah membantu mediasi dan ada kesepakatan tertulis, kami anggap sudah selesai,” ujarnya.
2. Pihak sekolah tak menyangka kasus itu menjadi sorotan publik

Frida mengaku tak menyangka kasus itu akan menjadi perhatian publik. “Kami pikir masalahnya sudah selesai, tapi ternyata keluarga korban kembali menghubungi sekolah dan menyampaikan kondisi korban yang semakin memburuk,” ucapnya.
Ia menegaskan, kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi pihak sekolah untuk memperkuat pengawasan terhadap siswa.
“Ini jadi pembelajaran bagi kami untuk lebih hati-hati. Wali kelas sudah melakukan pengecekan, menanyakan apakah ada kejadian aneh sebelumnya, dan memang ini baru pertama kali terjadi,” tambahnya.

















