Gawat, 14 Persen Anak di Banten Terpapar COVID-19

Gubernur minta masyarakat tetap di rumah saat tahun baru

Serang, IDN Times - Gubernur Banten, Wahidin Halim, mengungkapkan jika 18.469 warganya yang terpapar virus corona atau COVID-19, sebanyak 14 persen di antaranya merupakan anak-anak.

Menurut Wahidin, fakta ini bisa terjadi karena munculnya klaster keluarga. Ia pun meminta masyarakat konsisten menaati protokol kesehatan (prokes).

"Laporan yang kita terima, bapak dan ibu hingga bayinya yang terpapar itu sudah masuk rumah-rumah. Kalau dulu di pasar dan pabrik, tapi sekarang 14 persen anak-anak yang terpapar," kata Wahidin, Rabu (30/12/2020).

1. Klaster keluarga makin meningkat

Gawat, 14 Persen Anak di Banten Terpapar COVID-19ANTARA FOTO/Fauzan

Mantan Wali Kota (Wako) Tangerang itu mengatakan, klaster keluarga di Banten terus mengalami peningkatan. Ia merinci setidaknya 200 kasus positif baru muncul setiap hari.

"Kami minta agar masyarakat ada di rumah lah, gak perlu rayakan (tahun baru). Kasus masih tinggi walaupun Banten zona oranye," katanya.

Baca Juga: RS Banten Nyaris Penuh, Gubernur Minta Masyarakat Jangan Sakit

2. Bupati dan Wako dilarang menerapkan belajar tatap muka

Gawat, 14 Persen Anak di Banten Terpapar COVID-19Ilustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Semakin meningkatnya jumlah anak terpapar COVID-19, menjadi acuan Gubernur Banten untuk menunda belajar tatap muka di sekolah mulai dari TK hingga SMA dan SMK. Dia menegaskan kepada Bupati dan Wali Kota (Wako) agar untuk tidak membuka sekolah terlebih dahulu.

"Tidak boleh tatap muka, baik yang menjadi kewenangan Gubernur atau kota dan kabupaten. Sebagai wakil Presiden di daerah, tangan kanan Presiden, saya punya kewenangan untuk melakukan suvervisi, pembinaan, dan sebaginya," katanya.

Baca Juga: Hampir Setahun COVID-19, Kepatuhan Warga di Tangsel Kendor Lagi

3. Faskes hampir penuh dan nakes terbatas

Gawat, 14 Persen Anak di Banten Terpapar COVID-19Ilustrasi petugas medis. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Wahidin juga menuturkan, lebih dari tiga ribu tempat tidur untuk merawat pasien COVID-19 di seluruh rumah sakit rujukan hampir penuh. Namun dia tidak bisa menambah faskes lantaran tenaga medis yang terbatas, terutama dokter spesialis paru.

"Ini kondisi yang perlu jadi perhatian kita semua. Angka yang meninggal sudah 500 lebih, cenderung naik sementara rumah sakit gak bisa menampung," katanya.

Baca Juga: Meski Hampir Penuh, Pemprov Banten Belum Tambah Faskes COVID-19

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya