Kronologi Keluarga Temukan Andika Lutfi Jadi Korban Demo di Jakarta

- Keluarga mengetahui Andika pergi ke Jakarta setelah pihak sekolah menelepon ibunya dan tidak pulang dari sekolah
- Andika dirawat di ICU selama 3 hari sebelum meninggal dunia karena luka kritis di kepala
- Andika tidak membawa HP atau identitas karena baru kehilangan dompet dan HP-nya saat mendaki gunung
Tangerang, IDN Times - Tak terbayang oleh keluarga Andika Lutif Falah harus memakamkan sang anak di usia yang baru memasuki 16 tahun. Andika yang dikenal ceria dan supel ini meninggal dunia di saat memperjuangkan idealismenya akan kebijakan pemangku negara.
Sofiatun terlihat lelah. Matanya sembab karena kurang istirahat dan menangisi kepergian putra bungsunya. Meski begitu, ia mengaku ikhlas dan tak ingin memperpanjang masalah ini ke ranah hukum.
"Saya sudah ikhlas, ini musibah doakan saja husnul khotimah," kata Sofiatun ditemui di kediamannya, Perumahan Puri Bidara Permai, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa (2/9/2025).
1. Keluarga tahu Andika pergi ke Jakarta setelah pihak sekolah menelepon

Paman korban, Rofik, mengungkapkan kronologi awal diketahuinya Andika ke Jakarta. Andika berangkat sekolah pada Jumat, 28 Agustus 2025 lalu. Lalu, izin ke sekolah untuk pulang cepat sekitar pukul 10.30 Wib dengan alasan untuk mengantar ibunya.
"Tapi ternyata Andika engga (tidak) pulang," kata Rofik.
Keluarga mengetahui Andika tidak ada di sekolah setelah gurunya menelepon sang ibu. Guru menanyakan keberadaan Andika setelah pergi dari sekolah. Keluarga terkejut dan segera mencari keberadaan sang anak.
"Sampai malam, belum ada kabar di mana posisinya karena memang tidak punya HP (hanpdhone). Jadi kami cuma coba cari ke temen-temennya," ungkapnya.
Sang kakak korban mendapatkan informasi adanya seorang mahasiswa yang tidak diketahui identitasnya sedang kritis di Rumah Sakit Mintoharjo, Jakarta, pada Jumat (29/8/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Akhirnya, kakaknya samperin ke Jakarta memastikan. Ternyata pas sampai sana sudah di ICU. Kami akhirnya malam baru bisa ke sana gitu. Ternyata benar itu Andika," jelasnya.
2. Andika dirawat di ICU selama tiga hari

Saat tiba di RS Mintoharjo, Andika berada di ruang ICU lantaran tidak sadarkan diri. Terdapat luka bekas benda tumpul di kepala bagian kiri yang membuat kondisinya kritis.
"Kejadiannya gimana, kami juga tidak tahu. Kami tanya ke tim medis juga enggak tahu karena diantar sesama yang demo. Jadi cuma diantar ke rumah sakit. Memang tidak ada yang tahu ini namanya siapa, berasal dari mana," katanya.
Belum lagi, postur tubuh Andika setinggi 186cm (centimeter) membuat pihak rumah sakit dan kepolisian tidak menyangka ia seorang pelajar. Namun, saat dilakukan pemeriksaan sidik jari tidak ditemukan data lantaran belum pernah melakukan perekaman e-KTP.
"Setelah dirawat tiga hari di ICU, Andika meninggal Senin, 1 September 2025 pagi," tuturnya.
3. Andika tidak bawa HP maupun identitas saat berangkat ke Jakarta

Diberitakan sebelumnya, Andika Lutfi Falah (16), pelajar yang meninggal dunia saat ikut aksi ke Jakarta tidak membawa handphone dan identitas. Sebab ia baru saja kehilangan dompet dan HP-nya saat mendaki Gunung Gede, beberapa hari sebelum hari kejadian.
"Makanya kemarin itu, dia tidak punya handphone untuk komunikasi dengan keluarga ataupun identitas. Karena di dompet itu ada identitas seperti kartu OSIS," ungkap kakak korban, Andrean, Selasa (2/9/2025).
Lantaran kehilangan dompet, seluruh kartu identitas, mulai dari kartu OSIS hingga kartu pelajar, ikut hilang di Gunung Gede. Makanya, saat ditemukan dalam kondisi penuh luka dan dibawa ke rumah sakit, ia datang tanpa identitas.
"Makanya pada saat kejadian, adik kami ditemukan tanpa identitas. Lalu kami menemukannya di media sosial, kalau ada pelajar kritis di Rumah Sakit Dr Mintoharjo. Akhirnya saya samperin ke sana," ujarnya.