Mengenal Sundara Loka, Batik Khas Kota Tangerang
Intinya sih...
- Pemerintah Kota Tangerang meluncurkan motif batik "Sundara Loka" sebagai representasi kekayaan budaya dan harmoni di Kota Tangerang.
- Batik ini mencerminkan keindahan Kota Tangerang sebagai tempat yang harmonis dan sejahtera, dengan makna dan harapan dari keanekaragaman.
- Motif batik "Sundara Loka" menggunakan dominasi warna khas Kota Tangerang, biru dan kuning, serta menggambarkan elemen khas Kota Tangerang.
Kota Tangerang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang baru saja meluncurkan motif batik khas Kota Tangerang bernama “Sundara Loka”. Ini merupakan sebuah karya yang disebut merepresentasikan kekayaan Kota Tangerang.
Corak batik itu merupakan hasil dari Lomba Desain Digital Art Kemeja Motif Batik Kota Tangerang, pada event Tangerang Digital Festival Vol 2, Agustus lalu.
1. Batik ini membawa pesan kemajemukan
Sebagai kota yang heterogen dengan keragaman etnis, budaya dan agama, Kota Tangerang dihuni masyarakat Kota Tangerang majemuk. Dikutip dari situs resmi Pemerintah Kota Tangerang, perbedaan tersebut kini mampu menjadi kekuatan dalam mewujudkan kota yang satu di bawah bingkai akhlakul karimah.
Hal itulah yang direpresentasikan Pemkot Tangerang dalam sebuah karya batik Kota Tangerang dengan nama Sundara Loka.
2. Motif batik bermakna kesucian dan kekuatan
Batik sundara loka berasal dari bahasa Sansekerta. Sundara bermakna keindahan, sedangkan loka berarti dunia atau tempat.
Nama ini mencerminkan keindahan Kota Tangerang sebagai tempat yang harmonis dan sejahtera.
Motif batik menyerupai lereng bermakna kesucian dan kekuatan. Menggambarkan keanekaragaman Kota Tangerang yang kaya akan budaya, wisata cagar budaya dan sejarah yang memancarkan keindahan dari keanekaragaman dengan makna dan harapan.
3. Batik ini miliki kombinasi warna biru dan kuning khas Kota Tangerang
Batik ini memiliki kombinasi warna dengan dominasi warna khas Kota Tangerang, yaitu biru dan kuning.
Motif batik sundara loka diambil dari elemen khas Kota Tangerang yaitu, dayung di Sungai Cisadane, Perahu Naga, Jembatan Berendeng, Bendung Pintu Air Sepuluh, Masjid Kalipasir, Kelenteng Boen Tek Bio, Masjid Raya Al-A'zhom, dan Museum Benteng Heritage.