126.800 KK di Lebak Berstatus Keluarga Rawan Stunting

Pemkab Lebak rekrut relawan untuk dampingi mereka

Lebak, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mencatat, sebanyak 126.800 kepala keluarga (KK) di wilayahnya berstatus golongan keluarga yang rawan stunting atau kekerdilan. 

Untuk itu, Pemkab Lebak merekrut 1.708 relawan dalam upaya mengatasi dan mencegah stunting di wilayahnya. Para relawan ini nantinya akan mendampingi ratusan ribu keluarga itu agar tidak melahirkan anak stunting.

Baca Juga: Ribuan Warga Lebak Harus Ulang Vaksinasi COVID-19 Pertama

1. Ini tugas dan fungsi relawan tersebut

126.800 KK di Lebak Berstatus Keluarga Rawan Stunting ANTARA FOTO/Maulana Surya

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah mengatakan, para relawan itu terdiri atas bidan, ibu-ibu PKK kecamatan, dan petugas keluarga berencana (KB).

Pendampingan itu khusus keluarga rawan stunting dengan indikator dari pasangan usia subur yang memiliki anak banyak, kelahiran jarak dekat, menikah usia muda, tidak memiliki sumber air bersih, juga tidak memiliki pendapatan ekonomi, dan rumah tak memiliki jamban.

"Mereka bertugas sebagai pendamping. Selain memberikan upaya pencegahan stunting juga melaporkan kepada pemerintah daerah," kata Tuti seperti dikutip dari Antara, Rabu (15/6/2022).

2. Anak stunting lambat dalam berpikir dan berpotensi menderita diabetes di masa mendatang

126.800 KK di Lebak Berstatus Keluarga Rawan Stunting Upaya pencegahan stunting. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Selain itu, kata Tuti, para relawan akan mengawasi anak-anak balita dengan mengukur badan, tangan dan lingkar kepala secara periodik. "Hasil pendampingan relawan itu juga dijadikan prioritas pencegahan dengan melibatkan semua instansi terkait, juga elemen masyarakat hingga tokoh agama," katanya. 

Menurut Tuti, pencegahan stunting sangat diperlukan untuk mempersiapkan generasi unggul ke depan. Jika anak terserang stunting, imbuhnya, hal itu akan berdampak ke generasi penerus bangsa.

Umumnya, kata dia, anak mengidap stunting memiliki keterlambatan dalam berpikir, juga sesudah dewasa rawan terserang diabetes melitus dan darah tinggi.

Dengan demikian, pemerintah daerah memfokuskan pencegahan stunting dengan melibatkan relawan tersebut. "Kami optimistis dengan melibatkan relawan dapat teratasi pencegahan stunting bagi ibu hamil maupun anak balita," katanya.

Baca Juga: Tradisi Seba, Warga Baduy Jalan Kaki ke Pendopo Bupati Lebak

3. Relawan ini akan temui keluarga yang ia dampingi

126.800 KK di Lebak Berstatus Keluarga Rawan Stunting Ilustrasi kegiatan posyandu. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Sri Sundari (55), seorang relawan dari KB Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak menjelaskan, dia bersama bidan dan PKK desa setempat mendatangi keluarga rawan stunting, di antaranya ibu hamil dengan dikunjungi selama delapan kali pertemuan dan dua kali kunjungan. 

Dalam kunjungan itu, kata dia, tim  memeriksa kesehatan ibu hamil, berat badan hingga pengukuran anak balita.

Apabila, tim menemukan ibu hamil dan balita yang memiliki ciri-ciri stunting maka dilakukan intervensi dengan memberikan makanan tambahan yang bergizi, seperti vitamin, susu dan biskuit juga dilakukan pengobatan dan pemeriksaan kesehatan.

Dalam kunjungan ke Desa Cikatapis, imbuhnya, tim memeriksa 48 balita di sana. "(Sejauh ini? di sini tidak ditemukan anak stunting," katanya.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Seba Baduy, Ungkap Syukur Urang Kanekes

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya