Kasus OTG Positif COVID-19 di Lebak Melonjak, Kenapa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lebak, IDN Times - Jumlah orang tanpa gejala (OTG) di Kabupaten Lebak mengalami lonjakan yang signifikan. Kenaikan OTG ini terjadi di saat kasus positif COVID-19 yang landai dalam sepekan terakhir di Lebak dan umumnya di wilayah Banten.
Berdasar data Dinas Kesehatan Lebak, jumlah OTG yang masih dipantau hingga Selasa, 28 Juli 2020 kemarin sebanyak 239 orang.
Baca Juga: Gak Pakai Masker di Lebak, Denda Rp150 Ribu!
1. Jumlah melonjak akibat tracking diperluas
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Lebak Firman Rahmatullah menjelaskan, jumlah tersebut dikarenakan tracking terhadap orang-orang yang kontak erat dengan kasus positif diperluas.
“Kalau awal-awal kan tracking kemudian rapid test dan swab PCR hanya dilakukan kepada orang-orang kontak erat ring 1, sekarang swab juga dilakukan kepada orang yang kontak ring 2 dan 3. Jadi diambil sebanyak-banyaknya dari kasus positif,” kata Firman, Rabu (29/7/2020).
2. Tracking pada tenaga medis digencarkan
Firman menuturkan, tracking bakal semakin ketat dan gencar dilakukan terutama pada tenaga-tenaga medis yang tempat kerjanya sempat menerima pasien positif COVID-19.
“Contoh pasien positif adalah pegawai klinik atau puskesmas, maka semua pegawai di tempat itu walaupun tidak kontak erat akan tetap dilakukan swab. Jadi berbeda dengan sebelumnya yang di-swab hanya kontak erat saja,” kata Firman.
3. Kenaikan jumlah kasus karena kasus sebelumnya
Karena, lanjutnya, kenaikan jumlah orang-orang berisiko tertular COVID-19 ini juga dikarenakan ada kontak erat susulan dari kasus-kasus positif sebelumnya.
“Tentu bukan dari satu kasus ya. Jadi dari kasus-kasus sebelumnya, misal salah satu pasien setelah beberapa hari baru ingat dia pernah kontak dengan seseorang, nah dari situ dilakukan tracking dan dilakukan swab yang kemudian masuk dalam status OTG,” kata Firman.
Baca Juga: AKB, Anggota DPRD Lebak Nilai Denda Rp150 Ribu Berlebihan