Banten, IDN Times - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten mengaku kesulitan melakukan penertiban pertambangan ilegal atau gurandil di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Dinas ESDM mencatat ada 100 lebih tambang ilegal yang beroperasi di TNGHS. Tambang tersebut dikelola oleh warga setempat di sekitar Gunung Halimun Salak.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Banten Eko Palmadi mengatakan, pihaknya pernah mencoba melakukan penertiban bersama pihak kepolisian pada 2003 lalu namun gagal.
"Kita membawa polisi, bawa tentara, bawa satpol PP, begitu datang ke sana ada ribuan orang menghadang," kata Eko kepada wartawan, Rabu (8/1).
Pada saat hendak dilakukan penertiban, ribuan warga datang menghadang dengan membawa senjata tajam. Bahkan, warga mengancam akan membakar mobil petugas. Kondisi ini membuat petugas terdesak dan menarik pasukan.
"Menghadang bawa golok, ada yang mau bakar mobil. Terus bagaimana coba, ditembakin jadi masalah, HAM urusannya, terus mau diapain coba," katanya.
Pada saat melakukan kunjungan ke lokasi terdampak banjir bandang dan longsor di Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten pada Selasa (7/1). Presiden Joko Widodo meminta Gubernur Banten dan Bupati Lebak menutup tambang liar yang diduga menjadi penyebab bencana banjir di Lebak
"Dan yang di Lebak kita lihat memang ini karena perambahan hutan karena menambang emas secara ilegal tadi saya sudah sampaikan ke pak gub ke bu bupati agar ini dihentikan gak bisa lagi," kata Jokowi.