TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

70 Persen Hasil Laut Nelayan di Indonesia Tak Terserap Pembeli

Trade Expo Indonesia 2023 bisa jadi edukasi publik

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Tangerang, IDN Times - Sebanyak 70 persen hasil laut nelayan di Indonesia tak terserap oleh konsumen.  Hal tersebut lantaran tak sesuai dengan kebutuhan dari pembeli.

Hal tersebut dikatakan oleh Komisaris PT Thunusea Media Ocean, Sugito saat Trade Expo 2023 di Indonesia Convention Exhibition, Kabupaten Tangerang, Rabu (18/10/2023).

"Sekitar 70 persen hasil laut nelayan kembali lagi ke laut, karena nelayan hanya ambil yang sudah dipesan oleh operator untuk ekspor, makanya kami ingin yang 70 persen ini bisa terserap juga ke konsumen," kata Sugito.

Baca Juga: HUT Ke-23 Banten, Ini Pencapaian Positif Pemprov Banten

1. Nelayan perlu edukasi terkait ekspor agar memiliki pangsa pasar lebih luas

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Selama ini, kata Sugito, nelayan di Indonesia memang kesulitan dalam mengakses informasi terkait ekspor hasil laut agar memiliki pangsa pasar yang lebih luas. Padahal, potensi ekspor hasil laut Indonesia cukup besar. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensinya mencapai 170 ton hingga tahun 2030. 

"Hanya saja saat ini baru 10 persen (12,5 ton) dari potensi tersebut, karena keterbatasan nelayan, pengolah, hingga operator permasalahannya memang kompleks," jelas Sugito.

Hal tersebut pun, kata Sugito, membutuhkan wadah untuk stakeholder di ekspor hasil laut tersebut agar bisa memecahkan permasalahan di berbagai sisi.

"Makanya kita membuat komunitas gerakan Bara Ikan atau Baku Bicara Bisnis Ikan, gerakan itu mengumpulkan nelayan, pengolah, operator, hingga pembeli untuk ekspor, sekaligus memberikan edukasi dan memecahkan masalah agar proses ekspor hasil laut terus berkembang lebih baik," jelasnya.

2. Nelayan juga diajarkan literasi keuangan digital

Ilustrasi nelayan (Pexels.com/Tim Fisk)

Tak hanya soal melaut, nelayan juga diajarkan untuk literasi keuangan digital. Hal tersebut agar perputaran uang untuk operasional melaut dan pendapatan para nelayan lebih terarah dan tak menggunakan cara lama.

"Kita ingin mengubah mindset nelayan tentang keuangan ini, karena dengan menggunakan keuangan digital, maka biaya operasional untuk melaut akan lebih jelas dan terarah," tuturnya.

Baca Juga: Jelang Popda Banten 2024, Pemkot Tangerang Mulai Jaring Atlet

Verified Writer

Maya Aulia Aprilianti

Trying to Love My Life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya