TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara Mendaftar Sertifikat Halal UMKM di Kota Tangerang

UMKM bisa mengisinya sendiri lho

Ilustrasi pelaku UMKM memamerkan produk Batik Lasem di pameran UMKM Gayeng 2022. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Tangerang, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tangerang memiliki program untuk memfasilitasi pengajuan sertifikat halal dengan nama Sertifikasi Halal Gratis (Sehati) bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) melalui skema pernyataan pelaku usaha atau self declare.

Kepala Kemenag Kota Tangerang, Samsudin, menjelaskan untuk mengikuti program ini, pelaku usaha lebih dulu membuka laman ptsp.halal.go.id. Setelahnya, pelaku usaha harus membuat akun, mengaktivasi akun, login dengan username dan password yang didaftarkan.

"Pilih asal usaha dalam negeri dan mengisi NIB, lengkapi data pelaku usaha, membuat pengajuan pendaftaran, pilih jenis daftar - pendaftaran self declare dan mengisi koder fasilitasi, lengkapi data dan dokumen persyaratan dan kirim pengajuan data delf declare," kata Samsudin, Minggu (7/5/2023).

1. Verifikasi dan validasi akan dilakukan BPJH

Dok.kapoer toelis

Samsudin mengatakan, data yang dikirim akan diverifikasi dan divalidasi oleh pendamping. Kemudian diverifikasi dan validasi secara sistem oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan menerbitkan Surat Tanda Terima Dokumen (STTD).

Tahap selanjutnya, komite fatwa menerima hasil pendampingan proses produk halal yang telah terverifikasi secara sistem oleh BPJPH.

"Baru akan dilakukan sidang fatwa untuk menetapkan kehalalan produk dan status itu diterima BPJPH untuk menerbitkan sertifikat halal dan sertifikat dapaf diunduh dari akun SiHalal pelaku usaha," kata Samsudin.

2. Ini syarat pendaftarannya

Penjelasan soal logo baru lebel Halal Indonesia (Instagram.com/kemenag_ri)

Sementara itu, terkait syarat mendaftar sertifikat halal gratis sebagai berikut:

  1. Produk tidak berisiko (tidak berasal dari hewan yang disembelih) atau menggunakan bahan yang sudah dipastikan kehalalannya
  2. Proses produksi dipastikan kehalalannya dan sederhana
  3. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB)
  4. Memiliki hasil penjualan tahunan (omzet) maksimal Rp500 juta
  5. Memiliki lokasi, tempat, dan alat proses produk halal yang terpisah dengan lokasi, tempat dan alat proses yang tidak halal
  6. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya
  7. Jenis produk/kelompok produk yang disertifikasi halal tidak mengandung unaur hewan hasil sembelihan kecuali berasal dari produsen atau rumah potong hewan/rumah potong unggas yang sudah bersertifikat halal
  8. Menggunakan alat produksi dengan teknologi sederhana atau dilakukan secara manual dan semi otomatis, usaha rumahan bukan usaha pabrik
  9. Proses pengawetan produk sederhana dan tidak menggunakan kombinasi lebih dari satu metode pengawetan
  10. Bersedia melengkapi dokumen pengajuan dengan mekanisme pernyataan mandiri secara online melalui SiHalal.
Berita Terkini Lainnya