TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hati-hati Jika Terasa Masuk Angin, Bisa Jadi Itu Serangan Jantung!

Ini cara pertolongan pertama serangan jantung

IDN Times/Maya Aulia Aprilianti

Tangerang, IDN Times - Masuk angin. Penyakit umum ini biasa dikenal masyarakat Indonesia untuk menggambarkan sensasi pegal atau nyeri menjalar di area leher hingga dada, hingga terasa sesak di dada.

Tahukah kamu bahwa sensasi seperti masuk angin tersebut dalam dunia medis kerap berkaitan dengan serangan jantung

Bayushi Eka Putra, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Eka Hospital BSD mengatakan, kerap kali pasien positif terdiagnosa serangan jantung saat dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan dugaan awal self-diagnose masuk angin.

"Biasanya saya lihat saat orang mengeluh sesak dada ke IGD, saya langsung lihat di punggungnya apakah ada bekas merah kerikan atau engga. Biasanya itu yang hampir pasti serangan jantung," kata Bayushi.

1. Banyak masyarakat yang belum waspada dengan sensasi khas serangan jantung

pixabay.com/Mohamed_hassan

Bayushi menuturkan, banyak masyarakat yang belum aware atau waspada dengan sensasi yang ditimbulkan dari serangan jantung. Pasalnya, saat seseorang terkena serangan jantung, memiliki gejala khas yang bisa dibedakan dengan yang lain.

"Ciri-ciri yang bisa dikenali diantaranya adanya radiasi nyeri ke kedua lengan/tangan, radiasi ke pundak/lengan kanan, nyeri di dada tengah, nyeri memberat dengan aktivitas, disertai keringat dingin, muntah-muntah, sesak napas, rasa seperti tercekik, hingga nyeri di daerah gigi," jelas Bayushi.

Baca Juga: Pasien DBD dan Influenza di RS Swasta di Tangsel Membeludak

2. Orang terkena serangan jantung bisa pulih jika segera dibawa ke fasilitas kesehatan

ilustrasi serangan jantung (freepik.com/ jcomp)

Bayushi menuturkan, serangan jantung merupakan mayoritas penyebab utama kematian. Berdasarkan data, satu orang meninggal setiap 34 detik karena penyakit kardiovaskular di dunia. Sekitar 697.000 orang di Amerika Serikat meninggal karena penyakit jantung pada tahun 2020.

Serangan jantung adalah kondisi saat otot jantung tidak mendapatkan aliran darah secara mendadak karena hambatan aliran darah. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani karena fungsi jantung terganggu untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Serangan jantung tergolong penyakit serius dan berbahaya

"Saat orang terkena serangan jantung, memang ada waktu kritis, di mana harus segera tertangani, makanya ketika merasakan gejala-gejala tersebut, segera ke IGD terdekat," jelas Bayushi.

3. Pertolongan pertama di rumah jika terkena serangan jantung

ilustrasi jantung berdetak cepat (flickr.com/Rima Nurmala)

Seseorang yang mengalami tanda-tanda serangan jantung, bisa melakukan beberapa tindakan sebagai pertolongan pertama. Hal tersebut untuk memberikan waktu tambahan agar bisa dibawa ke IGD.

"Pertolongan pertama di rumah sebaiknya selalu tersedia tensimeter, obat aspirin dan langkah pertama kunyah aspirin 1 tablet, lalu bila tekanan darah pasien sistolik di atas 100 mmHg bisa diberikan Isosorbide dinitrate 5 mg di bawah lidah," ungkapnya.

Sementara, jika telah dibawa ke IGD, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menilai jantung dengan stetoskop. Lalu, dokter juga akan melakukan tes elektrokardiogram (EKG) untuk melihat kerusakan jantung apabila terjadi perubahan kelistrikan jantung.

Jika diperlukan tes lanjutan, dokter kemungkinan akan melakukan tes darah (enzim jantung) untuk melihat kerusakan jantung dan memastikan serangan jantung atau jika sudah dicurigai ada sumbatan, maka angiografi koroner dengan cara memasukkan cairan ke pembuluh darah menggunakan x-ray untuk melihat proses aliran darah ke jantung, dilakukan jika kondisi pasien stabil.

"CT-scan jantung dan MRI jantung untuk mengetahui tingkat kerusakan jantung, uji radionuklir untuk mengukur aliran darah menuju otot jantung, Ekokardiografi (USG jantung) baik dengan atau tanpa stress test untuk melihat lokasi kerusakan jantung, rontgen dada untuk melihat kondisi jantung ada pembesaran atau ada cairan pada paru-paru, hingga treadmill test untuk mengukur respons kerja jantung dan pembuluh darah ketika beraktivitas bisa dilakukan dokter untuk memastikan diagnosa," tuturnya.

4. Cara pengobatan serangan jantung

Ilustrasi dokter. (pexels.com/Karolina Grabowska)

Cara mengobati serangan jantung mungkin berbeda-beda, tergantung penyebab serangan jantung yang dialami. Bayushi menuturkan, biasanya dokter akan melakukan kateterisasi jantung untuk melihat lokasi pembekuan darah baru kemudian menyuntikkan zat kontras ke pembuluh darah.

"Tindakan tersebut agar bisa melihat proses aliran darah sehingga lokasi penyumbatan ditemukan," ungkapnya.

Ada beberapa tindakan medis berupa operasi yang dilakukan dokter dalam penanganan serangan jantungAntara lain:

  • Angioplasti: Tindakan medis untuk membuka arteri koroner yang mengalami penyumbatan dan penyempitan menggunakan balon.
  • Stent: Memasukkan tabung wire mesh ke arteri agar tetap terbuka setelah tindakan angioplasti.
  • Pacemaker: Memasang alat pacu jantung untuk membantu menjaga detak jantung tetap normal.
  • Operasi bypass jantung: Tindakan medis dengan prosedur mengalihkan fungsi arteri koroner rusak dengan mencangkokkan pembuluh darah baru dari organ tubuh lain.
  • Operasi katup jantung: Tindakan medis dengan mengganti katup jantung rusak dengan katup yang sehat.
  • Transplantasi jantung: Mengganti jantung yang sudah parah dengan jantung baru dari pendonor.

Selain tindakan medis pembedahan, dokter akan memberikan obat-obatan seperti: obat pengencer darah, obat pelebar pembuluh darah (Nitrogliserin), obat penghancur bekuan darah (antiplatelet dan Clopidogrel), obat penghilang rasa sakit, dan obat tekanan darah tinggi (bila disertai tekanan darah tinggi).

Berita Terkini Lainnya