TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cara Penanganan Anak Demam Tanpa Obat Sirup

Dinkes Kota Tangerang sudah setop penjualan obat sirup

Seorang ibu mengompres kepala anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue atau DBD. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Kota Tangerang, IDN Times - Kementerian Kesehatan menginstruksikan penghentian sementara penjualan dan pendistribusian obat sirup di seluruh Indonesia. Lalu, bagaimana penanganan anak demam, khususnya yang belum bisa menelan obat padat?

“Dinkes sudah menginstruksikan ke seluruh fasilitas kesehatan, 298 apotek dan 44 toko Obat di Kota Tangerang untuk menghentikan sementara penjualan obat sirup," kata Kepala Dinas Kesehatan Dini Anggraeni, Kamis (20/10/2022).

Baca Juga: Dinkes Kota Tangerang Pastikan Belum Ada Anak Gagal Ginjal Misterius

1. Dini menegaskan, anak demam bisa ditangani tanpa obat

IDN Times/Dini Suciatiningrum

dr Dini mengungkapkan, orangtua yang mendapati anaknya menderita demam di rumah, dapat mengedepankan tatalaksana non farmakologis. Apa itu? "Seperti mencukupi kebutuhan cairan, kompres air hangat dan menggunakan pakaian tipis," jelasnya.

Tak hanya itu, saat anak demam, orangtua dapat memakaikan baju tipis untuk menurunkan suhu tubuh anak. Selain itu, orangtua juga bisa menurunkan panas anak dengan metode skin to skin, di mana kulit anak menempel pada orangtua sehingga akan ada transfer suhu tubuh anak.

"Jika terdapat tanda-tanda bahaya seperti demam lebih dari 40 derajat celcius dan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat," ungkapnya.

2. Orangtua diimbau tidak panik

IDN Times/Dok. Pemkot Tangerang

Dini menegaskan, penanganan anak demam yang baik dan benar dapat dilakukan jika orangtua tidak panik. Namun, tetap harus waspada memperhatikan tanda vital anak.

"Dinkes mengimbau, untuk seluruh orang tua tidak perlu panik, namun kewaspadaan harus diperketat. Seperti meningkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta asupan gizi yang cukup untuk mengurangi potensi anak terkena penyakit. Tidak ragu membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika terdapat tanda-tanda bahaya pada anak,” imbau dr Dini.

Lanjutnya, perlunya kewaspadaan orangtua yang memiliki anak usia kurang enam tahun, dengan gejala penurunan frekuensi urin disertai demam untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

"Orang tua untuk sementara waktu tidak memberikan obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran tenaga kesehatan yang kompeten," tuturnya.

Baca Juga: Ini Daftar 14 RS Rujukan untuk Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius

Verified Writer

Maya Aulia Aprilianti

Trying to Love My Life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya