TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Parkinson, Kenali Gejala Awalnya Agar Tak Berlanjut

Pengobatan bisa berbeda tiap pasien

Ilustrasi dan tanda gejala awal Parkinson (unsplash.com/Alex_boyd))

Tangerang, IDN Times - Parkinson merupakan penyakit progresif pada otak dan sistem saraf yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak. Penyebab utama parkinson adalah kerusakan sel saraf pada area substantia nigra di organ otak manusia.

Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan produksi hormon dopamin yang berfungsi mengontrol gerakan dan keseimbangan tubuh seiring bertambahnya umur dan memasuki usia lanjut. 

Dokter Spesialis Neurologi dari Siloam Hospitals Jantung Diagram, Vinnie Juliana Yonatan mengatakan, deteksi dini sejak berusia aktif, berolahraga teratur dan mengelola konsumsi makanan sehat dapat mencegah timbulnya gejala penyakit parkinson ini.

"Namun, jika terkena penyakit ini, parkinson tidak dapat disembuhkan. Pengobatan dilakukan untuk mengurangi frekuensi gangguan pada saraf hingga kondisi mendekati normal", kata Vinnie, Selasa (23/4/2024).

Baca Juga: Pelaku Pencurian Rumah Kosong Dibekuk Polisi Tangerang

1. Parkinson diperparah dengan kurangnya pengetahuan tentang gejala awal

Ilustrasi dan tanda gejala awal Parkinson (pexels.com/Andrea Piacquazio)

Vinnie menuturkan, penyakit parkinson biasanya menjadi terlanjur parah lantaran kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala awal dari parkinson sehingga banyak terjadi keterlambatan pada proses dan terapi saraf terhadap penderitanya. 

"Sehingga penderita sudah sulit untuk mengontrol gerak dan keseimbangan tubuh, seperti berjalan, berbicara, dan gerakan makan atau menulis," tutur Vinnie.

Adapun, gejala awal dari parkinson, yakni tremor yang melibatkan kedutan terus-menerus atau gemetar pada tangan, kaki, atau dagu, mengutip Medical News Today. Tremor yang terkait dengan penyakit parkinson disebut "tremor istirahat" atau resting tremor.

Artinya, gemetar berhenti saat seseorang menggunakan atau menggerakkan bagian tubuh yang terkena. Tak hanya itu, gejala awal lainnya yang bisa terlihat yakni adanya perubahan bentuk tulisan tangan, lalu adanya penurunan kemampuan penciuman dan kekakuan saat berjalan.

2. Pengobatan parkinson sesuai dengan kondisi pasien

Ilustrasi ahli ilmu kesehatan (pixabay.com/herbert11timtim)

Vinnie menjelaskan, pengobatan parkinson sendiri bervariasi, mulai dari penggunaan obat-obatan, terapi, hingga operasi. Di mana, setiap pengobatan tersebut diberikan berdasarkan analisis dokter terhadap kondisi pasien. 

"Oleh sebab itu, setiap penderita mungkin akan mendapatkan pengobatan parkinson yang berbeda," ungkap Vinnie.

Penyakit parkinson pada lansia dapat diobati dengan pendekatan yang berbeda sesuai dengan kondisi pasien. Sebelum menentukan pengobatan parkinson yang tepat, dokter akan memeriksa lebih lanjut mengenai gejala, komorbid, dan risiko dari polifarmasi (penggunaan banyak obat pada waktu bersamaan). 

"Mengacu pada informasi dari website Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada Juni 2023, jumlah penderita penyakit parkinson di Indonesia diperkirakan berkisar di angka 200.000 sampai 400.000 pasien," ungkapnya.

Verified Writer

Maya Aulia Aprilianti

Let's still alive!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya