TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Proyek TOD Poris Plawad Molor Terus, Pemkot Tangerang: Bukan Soal Aset

Sebenarnya, proyek ini direncanakan rampung tahun 2019 lalu

Terminal Poris (Dok. Humas Pemkot Tangerang)

Kota Tangerang, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memastikan tak pernah ada persoalan aset terkait pembangunan TOD Terminal Poris Plawad, seperti yang disampaikan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

Pemkot Tangerang menyatakan, kepemilikan lahan Terminal Poris Plawad yang luasnya 1,6 hektare saat ini sepenuhnya milik BPTJ.

"Dulu memang punya kita, kemudian seiring dengan regulasi dan kewenangan bahwa kalau itu terminalnya tipe A itu sudah milik BPTJ. Jadi itu clear ya bahwa itu milik BPTJ," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar, saat dihubungi Senin (6/6/2022).

Baca Juga: Rencana Tata Kawasan TOD di Tangerang Masih Jauh Panggang dari Api

1. Wahyudi: kendala pembangunan TOD bukan berasal dari Pemkot Tangerang

Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)

Wahyudi mengungkapkan, kendala yang ada dalam rencana pembangunan TOD di Poris Plawad bukan datang dari pihaknya, melainkan dari kendala teknis yang datangnya dari urusan rekomendasi teknis di kementerian.

"Dari kajian-kajian yang ada rencananya ada beberapa konsep TOD yang di dalamnya ada kawasan bisnis dan apalah dan seterusnya. Dan ada ketinggian gedung yang ternyata tidak sesuai dan itu yang mengeluarkan bukan dari kita, tapi dari Kementerian," kata Wahyudi.

Meski demikian, Wahyudi memastikan pihaknya mendukung penuh rencana pembangunan ini. "Dalam tahapan pembangunannya, kita juga pernah diskusi sama-sama, prinsipnya kita mendukung yang namanya konsep TOD," kata dia.

3. Pemkot Tangerang berikan lokasi alternatif

Arief R. Wismansyah (tengah) melihat kesiapan SMPN 27 Gebang Raya sebagai RIT khusus pasien COVID-19 gejala ringan (Antaranews)

Wahyudi memastikan, pihaknya memahami betul konsep ideal TOD. Bahwa konsep TOD itu bisa menyelesaikan beberapa persoalan, utamanya pada sistem tata kelola transportasi. Yang namanya TOD di simpul transportasi, kata Wahyudi, akan menggabungkan moda transportasi berbasis jalan dengan moda berbasis rel.

"Misalnya, itu lahannya cuma 1,6 hektare, kita pernah menyampaikan ini ada loh lahan (milik Pemkot Tangerang) yang cukup luas dan mumpuni dan cukup strategis lokasinya, di mana? di area Alam Sutera, kurang lebih," kata Wahyudi.

Dan di situ, kata Wahyudi, lokasinya sangat strategis jika dijadikan simpul transportasi berbasis TOD. Sebab, ada perencanaan kereta Moda Raya Terpadu (MRT) yang juga digagas oleh Kementerian Perhubungan.

Kata Wahyudi, jika BPTJ menghendaki TOD dibangun di kawasan tersebut, stasiun MRT di titik itu akan terkoneksi dengan TOD yang ada di Alam Sutera. "Bayangkan di situ bisa mengurai demand-nya yang ada di Tangsel yang ada di Kabupaten Tangerang. Kita pernah menyampaikan itu menawarkan TOD di situ sebagai alternatif TOD yang ada di Poris Plawad. Karena lahannya cukup luas yah di situ," ungkapnya.

Baca Juga: Berumur 65 Tahun Lebih, 33 Calon Haji Asal Tangsel Gagal Berangkat

Berita Terkini Lainnya