TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Reaktivasi Jalur KA Pandeglang Tertunda, Bupati Irna Sedih Kecewa

Proyek diwacanakan kembali tahun 2025

IDN Times/Muhamad Iqbal

Pandeglang, IDN Times - Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengaku sedih dan kecewa atas kembali tertundanya reaktivasi jalur Kereta Api (KA) di Pandeglang lintas Rangkasbitung-Labuan.

Informasi yang didapat, reaktivasi yang sudah diwacanakan dari tahun 2017 dan terus tertunda hingga saat ini.

"Sedih prihatin, terus terjadi ketimpangan antara Banten utara dan Banten selatan di usia Banten ke-23, harusnya Pandeglang bisa setara dengan Tangerang jika konektivitas wilayahnya terbangun Tol Serpan (Serang-Pandeglang) reaktivasi kereta api dan bandara Banten selatan," kata Irna kepada IDN Times, Selasa (10/10/2023).

Baca Juga: JPL Kereta Api di Pasar Rangkasbitung Ditutup Permanen Malam Ini

1. Irna minta Pj Gubernur Banten mengawal wacana ini

Peninggalan jalur nonaktif Rangkasbitung-Labuan (Dok. Pribadi/Yusril Rizky Pratama)

Berdasarkan informasi yang didapat, reaktivasi jalur peninggalan perusahaan perkeretaapian kolonial Hindia Belanda, Staatsspoorwegen (SS) dan nonaktif pada masa orde baru tahu 1984, kembali diwacanakan pada tahun 2025.

"Kami sudah usulkan melalui Pak Pj Gubernur agar dikawal untuk kesejahteraan masyarakat Pandeglang Banten selatan," ungkap Irna.

2. Sudah Amdal, tapi proyek reaktivasi jalur KA terus molor

Peninggalan jalur nonaktif Rangkasbitung-Labuan (Dok. Pribadi/Yusril Rizky Pratama)

Sebelumnya, Nurcahyo Mukardi--akademisi yang dilibatkan dalam proyek reaktivasi jalur KA nonaktif Rangkasbitung-Labuan dan Saketi-Bayah-- mengungkap bahwa jalur bersejarah tersebut sudah siap secara Amdal sejak tahun 2018.

Khusus pada jalur KA Rangkasbitung-Labuan, railbed atau jalur rel dianggap masih sangat mumpuni untuk kembali diaktifkan. Apalagi bentuk railbed dan bekas-bekas jalur tersebut masih jelas.

"Lahan yang dimiliki dari zaman Belanda itu sudah dinyatakan cukup, untuk pembebasan lahan dalam arti tanah baru diakuisisi itu tidak ada, yang ada menertibkan kembali lahan sudah dari pemukiman berdiri di atasnya," kata Nurcahyo kepada IDN Times, Jumat (13/1/2023).

Staf pengajar Politeknik Negeri Bandung pada Departemen Teknik Kimia ini mengungkapkan, sebetulnya tak ada kesulitan jika nantinya proyek fisik dilakukan. Hanya saja, ada beberapa titik jalur yang kini menjadi jalan raya di wilayah Rangkasbitung.

"Karena railbed Rangkasbitung-Labuan sudah jelas, maka tidak perlu lagi merancang jalur. Rancangan jalurnya itu saja, tapi pas di tengah kita baru tahu ada sebagian jalur di Rangkasbitung yang menjalan besar sehingga harus direlokasi," kata dia.

Nurcahyo mengungkapkan, jalur ini kemungkinan belum langsung dielektrifikasi dan kalaupun direaktivasi kereta pada jalur ini standar dengan lokomotif diesel.

"Desain tekanan gandanya 15 ton kok. Memang ada konsep feeder untuk Rangkasbitung, tapi waktu itu ada ide begini, fungsi Labuan dan Tanjung Priok itu rupanya dua sentra ikan yang saling bergantian. Kereta ini bisa angkut barang," kata dia.

Dijelaskan Nurcahyo, setelah Amdal sudah diselesaikan maka tahap selanjutnya adalah pembebasan lahan, relokasi pemukiman, dan diikuti dengan konstruksi fisik.

Berita Terkini Lainnya