Truk ODOL Masih Beroperasi Siang Hari, Warga: Kepgub Tak Efektif
- Truk ODOL masih melintas siang hari, bahkan di jalan yang dilarangBerdasarkan pantauan IDN Times pada Jumat (7/11/2025) pukul 10.57 WIB siang, truk dengan muatan berlebih masih melintas di siang hari di depan Kawasan Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).
- Warga menilai, aturan pembatasan operasional truk belum efektifMeski jumlahnya tidak sebanyak sebelum pemberlakuan keputusan gubernur itu, Tuti mengaku belum merasakan perubahan signifikan soal pembatasan jam operasional truk.
- Dishub mengklaim anggota siaga di pos pengawasan
Serang, IDN Times – Sudah 10 hari pemberlakuan Keputusan Gubernur (Kepgub) Banten terkait pembatasan jam operasional truk tambang yang melebihi dimensi dan kapasitas (over dimention over load/ODOL). Meski demikian, masih saja ada temuan sopir truk masih membandel dan beroperasi di luar waktu yang telah ditetapkan pukul 22.00-05.00 WIB.
Padahal, Gubernur Andra Soni bersama Kapolda Banten Irjen Pol Hengki dan jajaran telah memberikan peringatan keras saat melakukan sidak pada 3 November lalu. Apakah aturan tersebut belum berjalan efektif?
1. Truk ODOL masih melintas siang hari, bahkan di jalan yang dilarang
Berdasarkan pantauan IDN Times pada Jumat (7/11/2025) pukul 10.57 WIB siang, truk dengan muatan berlebih masih melintas di siang hari di depan Kawasan Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Kondisi serupa terlihat di Jalan Raya Serang–Cilegon, tepatnya di wilayah Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. Truk-truk tambang tampak lalu-lalang dari arah Cilegon menuju Serang maupun sebaliknya.
Sejumlah warga pun mempertanyakan sejauh mana aturan pembatasan truk ODOL itu ditegakkan aparat. "Masih sering lewat siang, sampe sore juga. Sebagian sih pake terpal ditutup, tapi ada yang bolong tetap mengganggu juga,” kata Tuti, warga Kramatwatu.
2. Warga menilai, aturan pembatasan operasional truk belum efektif
Meski jumlahnya tidak sebanyak sebelum pemberlakuan keputusan gubernur itu, Tuti mengaku belum merasakan perubahan signifikan soal pembatasan jam operasional truk.
“Mereka ngebut terus, bawaannya krikil atau pasir jadi ganggu banget. Dari pagi abis subuh masih banyak, kalau sore paling banyaknya pas mau Magrib. Jadi saya suka takut mau ajak keluar anak,” katanya.
Koordinator Kramatwatu Melawan, Agung Permana juga menilai, keputusan gubernur itu belum berjalan efektif di lapangan. Ia menegaskan, warga siap menggelar aksi unjuk rasa jilid tiga bila pemerintah tak juga mengambil langkah tegas.
“Kami sudah dua kali turun ke jalan menyuarakan keresahan warga, tapi sampai hari ini truk ODOL masih bebas melintas di luar jam operasional. Jika tidak ada langkah tegas, kami akan gelar aksi jilid tiga,” kata Agung.
3. Dishub mengklaim anggota siaga di pos pengawasan
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten, Tri Nurtopo mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kepolisian dengan membuat pos pengawasan di sejumlah titik, seperti Simpang Pondok Cilegon Indah dan Simpang Bojonegara.
Tri menambahkan, terkait keluhan warga Kramatwatu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memastikan asal truk yang melintas.
“Karena pengaturan tambang ada di Dinas ESDM, kami akan koordinasi lebih lanjut. Kami tidak bisa masuk ke area tambang, jadi sedang koordinasi dengan ESDM sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap tambang,” jelas Tri.
