TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Usaha Kerajinan Miniatur Berdayakan Siswa dari Keluarga Miskin

Siswa-siswa itu bisa terus melanjutkan sekolah di SMK

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Lebak, IDN Times - Usaha kerajinan miniatur di Kabupaten Lebak ini mampu membantu anak-anak dari keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Ketrampilan (SMK).

"Kami memberdayakan siswa keluarga miskin itu agar mereka tidak putus sekolah," kata H Aliyudin, seorang pemilik kerajinan miniatur di Kampung Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak, seperti dikutip Antara (5/6).

Baca Juga: Ribuan Orang Kena PHK di Sumatera Diseberangkan ke Jawa

1. Siswa juga memasarkan hasil karyanya. Selain itu, usaha ini bisa bertahan di tengah pandemik COVID-19

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Aliyudin mengaku, semua miniatur yang ada di tempat usaha miliknya benar-benar hasil karya belasan siswa dari keluarga miskin. Dari usaha ini, semua siswa itu bisa terus melanjutkan sekolah pada jenjang SMK. 

Bahkan, imbuhnya, produk kerajinan miniatur tersebut dipasarkan oleh siswa sendiri melalui pemanfaatan jaringan teknologi internet dengan sistem daring. Selain itu juga relasi atau kenalan untuk dipasarkan di tempat-tempat wisata agar wisatawan yang membeli miniatur tersebut untuk dijadikan kenang-kenangan.

"Kami mengembangkan usaha kerajinan ini selama setahun terakhir masih bertahan, meski terjadi pandemik COVID-19," katanya menjelaskan.

2. Kerajinan ini memanfaatkan bambu yang melimpah di Lebak

Kerajinan miniatur di Lebak (Antaranews)

Produk kerajinan miniatur tersebut dengan memanfaatkan bambu yang melimpah di Kabupaten Lebak sehingga tidak mengalami kesulitan untuk mendatangkan bahan baku itu.

Sebab, bahan baku bambu itu bisa menghasilkan nilai seni dengan memiliki ekonomi cukup tinggi dengan memproduksi kerajinan miniatur Leuit Baduy juga berbagai jenis kendaraan, perabotan rumah tangga dan lainnya.

3. Sebulan, usaha kerajinan miniatur ini bisa member keuntungan hingga Rp700 ribu

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Menurut dia, kerajinan miniatur dikerjakan dengan melibatkan belasan siswa yang ingin melanjutkan pendidikan di SMK di Desa Pair Tanjung Rangkasbitung. Penghasilan produk kerajinan miniatur bisa meraup keuntungan sekitar Rp500 ribu sampai Rp700 ribu/bulan.

Dari keuntungan kerajinan miniatur, para siswa bisa membiayai pendidikan juga membeli buku, seragam, sepatu, transportasi, hingga uang jajan.

"Kami berharap pemerintah daerah dapat membantu kerajinan itu khususnya pemasaran dan pemodalan," kata Aliyudin.

Baca Juga: Kemenkes Belum Bayar APD Rp910 M,  Ratusan Ribu Buruh Terancam PHK

Berita Terkini Lainnya