TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Obesitas Pasca Lebaran, Nih Tips Dari Dokter Gizi

Coba ukur Body Mass Index kamu, yuk!

Ilustrasi obesitas (freepik.com/jcomp)

Tangerang, IDN Times - Salah satu hal yang ditunggu-tunggu pada momen Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran adalah berkumpul bersama keluarga. Saat silaturahmi, usai Salat Id bersama, biasanya keluarga berkumpul sambil menikmati sajian khas lebaran. 

Ya, momen silaturahmi tak lengkap rasanya tanpa ketupat dilengkapi opor ayam, rendang dan sayur labu.

Namun kamu tetap harus waspada ya karena semua makanan khas lebaran biasanya memicu kenaikan berat badan. Bukan tidak mungkin, kenaikan berat badan itu mengarah ke obesitas, gangguan kolesterol, diabetes, darah tinggi, pembentukan batu empedu, sleep apnea (henti nafas saat tidur), perburukan asma, hingga gangguan menstruasi atau infertilitas.

Menurut Oki Yonatan, dokter spesialis gizi klinik Eka Hospital BSD mengatakan, obesitas terbagi menjadi 2 kelompok, yakni obesitas tipe android (sentral), dalam hal ini banyak dialami pria dan berisiko menyebabkan penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke. 

"Kedua, kelompok obesitas tipe ginoid merupakan tipe yang banyak dialami wanita terutama yang telah memasuki masa menopause," kata dr. Oki.

Lalu, bagaimana mencegah agar berat badan tetap stabil setelah lebaran? Berikut tipsnya.

Baca Juga: Waspada Sakit Pinggang Saat Mudik Jauh, Ini Cara Mengatasinya

1. Ukur Body Mass Index

Ilustrasi menimbang berat badan (unsplash.com/i yunmai))

Hal pertama yang harus dilakukan yakni Body Mass Index (BMI) agar mengetahui apakah berat badan kamu termasuk obesitas atau tidak. Untuk mengetahui apakah mengalami obesitas atau tidak, kamu dapat memeriksakan diri pada dokter atau mengukur dengan Body Mass Index (BMI). 

Rumus BMI adalah yakni: Berat Badan (kg) : tinggi badan (m)².

Contohnya: Seseorang dengan berat badan 60 kg dan tinggi 160 cm (1,6 m), maka cara menghitung BMI-nya adalah = 60 : (1,6)² = 23,44.

Jika kategori berat badan menurut BMI Asia Pacific adalah:

a. <18,5 (Kekurangan berat badan);

b. 18,5 - 22,9 (Berat badan normal)

c. 23,0 - 24,9 (Berat badan lebih)

d. 25 – 29.9 (Obesitas grade I)

e. ≥ 30 (Obesitas grade II)

Maka 23,44 termasuk dalam kategori berat badan lebih.

2. Makan secara perlahan dan minum air sebelum makan

Ilustrasi pola makan ibu hamil (pexels.com/Almina Filkins)

Oki mengatakan, hal sepele yang sering dilewatkan banyak orang dalam mengkonsumsi makanan yaitu porsi yang berlebih dan makan secara cepat. Konsumsi makanan dengan terburu-buru akan meningkatkan rasa lapar sehingga menyebabkan lebih banyak makanan yang dikonsumsi. 

"Sebelum makan, cobalah untuk minum air mineral segelas penuh, lalu makan lebih pelan," ujar dr. Oki.

3. Perbanyak aktivitas fisik yuk

Ilustrasi mengukur lingkar pinggang (pexels.com/id-id/Pavel Danilyuk)

Satu-satunya cara membakar kalori berlebih yakni dengan melakukan aktivitas fisik. Dengan beraktivitas fisik 30 menit sehari, dapat membakar sekitar 75-100 kalori. Aktivitas fisik juga tidak harus dilakukan dengan berolahraga, melainkan bisa juga membersihkan rumah ataupun pergi berjalan-jalan di luar untuk menjaga kestabilan hormon dalam tubuh. 

"Kelebihan kalori dalam tubuh jika tidak habis terbakar akan menjadi timbunan lemak dan berat badan akan melonjak naik," jelasnya.

Baca Juga: Tips Mudik Bagi Ibu Hamil Agar Aman dan Nyaman di Perjalanan

Verified Writer

Maya Aulia Aprilianti

Trying to Love My Life

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya