Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan HRD Mengincar Portofolio Kerja yang Profesional

ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Intinya sih...
  • Portofolio profesional penting untuk melamar pekerjaan
  • Surat lamaran kerja tidak cukup, portofolio memberikan detail yang lebih lengkap
  • Gambar, video, dan grafik dalam portofolio dapat menyampaikan informasi lebih baik daripada skrip

Proses perekrutan karyawan baru menjadi momen yang penting bagi perusahaan-perusahaan besar. Saat ini, tenaga human resources (HR/HRD) semakin teliti dalam memilih calon kandidat karyawan yang mumpuni dan mampu membawa kemajuan bagi perusahaan. Oleh karena itu, salah satu berkas lamaran kerja yang penting untuk dipertimbangkan, yaitu portofolio profesional.

Pencari kerja harus memiliki portofolio kerja terbaru sebagai senjata menembus lowongan pekerjaan. Portofolio dapat menceritakan perjalanan seseorang, termasuk asal pelamar kerja dan apa yang ingin dicapai. Portofolio kerja mulai menjadi syarat wajib saat melamar pekerjaan.

Oleh karena itu, pelamar kerja perlu mempersiapkan portofolio profesional yang dapat memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya.

Lantas, apa alasan perusahaan-perusahaan besar sangat mempertimbangkan dan mengincar portofolio kerja yang profesional? Berikut lima alasannya!

1. Surat lamaran kerja tidak cukup memberikan gambaran calon karyawan

ilustrasi personal branding (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Resume ataupun surat lamaran kerja tidak cukup menjadi bahan pertimbangan HRD dalam menerima calon karyawan. Meskipun tergolong penting, tetapi surat lamaran kerja hanya berisi poin-poin penting yang tidak dapat menggambarkan sepenuhnya tentang personal pelamar kerja.

Oleh karena itu, diperlukan berkas yang lebih lengkap untuk menceritakan lebih detail poin-poin yang ada pada surat lamaran kerja. Portofolio kerja yang profesional memungkinkan pelamar kerja untuk menambahkan lebih banyak hal pada diri mereka, seperti pencapaian karir sebelumnya, keterampilan khusus yang dikuasainya, ataupun proyek-proyek yang pernah dikerjakan.

2. Keterbatasan waktu HRD

ilustrasi bekerja (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Seorang tenaga HRD tentunya menerima ratusan lamaran pekerjaan setiap kali perusahaan membuka lowongan pekerjaan. Siapa yang punya waktu untuk membaca ratusan baris, pernyataan objektif bertanggal, dan surat pengantar yang mungkin menceritakan kisah yang benar atau tidak? Tidak banyak.

Sebaliknya, portofolio pekerjaan tidak hanya membedakan pencari kerja dari pesaingnya, tetapi juga menyampaikan alasan mengapa seseorang cocok untuk pekerjaan tersebut dengan memberikan bukti kuat dibandingkan bertele-tele mengenai hal tersebut.

Bagaimanapun juga, pelamar kerja dapat mengatakan bahwa dirinya telah mencapai sesuatu, tetapi jika dapat menunjukkannya, maka pelamar kerja tersebut akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan.

3. Portofolio menjajikan visual yang lebih menarik

ilustrasi personal branding (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Saat ini, gambar, video, dan grafik menjadi alat yang bisa membantu menyampaikan informasi lebih baik, daripada skrip. Ditambah lagi, dengan tumpukan resume surat lamaran pekerjaan, HRD dan perekrut mungkin akan lebih menghargai sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Misalnya, jika pelamar kerja merupakan bagian dari marketing periklanan yang sukses, menunjukkan salinan, gambar, angka, dan laporan akan lebih efektif menunjukkan jati diri daripada hanya menuliskan pada surat lamaran kerja.

4. Portofolio dapat menggambarkan kemajuan seseorang

ilustrasi personal branding (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Portofolio kerja yang profesional dapat menggambarkan kemajuan diri seseorang. Melalui portofolio, HRD akan mengetahui sesuatu yang sedang dikerjakan oleh pelamar kerja, tujuan pelamar kerja, serta apa saja yang telah dicapai oleh pelamar kerja.

HRD dapat menilai etos kerja yang dimiliki oleh pelamar kerja. Dengan demikian, harapannya dapat lebih mudah memilih calon karyawan yang memiliki semangat kerja tinggi sehingga dapat mendukung perkembangan dari perusahaan.

5. Setiap kisah kerja seseorang memiliki arti

ilustrasi bekerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Kisah pekerjaan pribadi setiap pelamar kerja memiliki arti. Melalui kisah pelamar kerja yang dicantumkan pada portofolio, HRD dapat mengetaui bagaimana pelamar kerja menuliskan kalimat yang baik, bagaimana pelamar kerja bekerja sama dengan orang lain, apakah pengalaman pelamar kerja sesuai dengan posisi yang dilamar, ataupun apakah kepribadian pelamar kerja sesuai dengan budaya di perusahaan.

Portofolio pekerjaan dapat melakukan semua hal tersebut karena menggambarkan sepenuhnya tentang diri kandidat karyawan dengan memberikan latar belakang yang dibutuhkan. Jadi, apakah kamu sudah menyiapkan portofolio kerja terbaikmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us