Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dinkes Kota Tangerang Minta Warga Waspada Bronkopneumonia

Petugas medis memeriksa foto paru-paru pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Santiago Arcos
Petugas medis memeriksa foto paru-paru pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Santiago Arcos
Intinya sih...
  • Warga harus waspada terhadap penyakit bronkopneumonia
  • Kenali gejala dan cara mencegahnya, seperti demam tinggi, batuk kering, dan sesak napas
  • Deteksi dini dan pencegahan sangat penting untuk menghindari penyebaran penyakit ini
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kota Tangerang, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyakit bronkopneumonia. Ini merupakan salah satu infeksi akut yang menyerang jaringan paru-paru atau saluran napas kecil (bronkiolus dan alveolus).

Kepala Dinkes Kota Tangerang, Dini Anggraeni mengatakan, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, terutama bayi, balita, anak-anak, hingga lansia, karena daya tahan tubuh mereka cenderung lebih lemah.

Bronkopneumonia disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti virus, jamur, maupun bakteri yang menular melalui udara--baik percikan batuk atau bersin--dan permukaan yang terkontaminasi.

“Bronkopneumonia bisa berkembang cepat jika tidak dikenali sejak dini. Masyarakat perlu waspada terutama pada anak-anak dan lansia, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila muncul gejala,” kata Dini, Selasa (21/10/2025).

Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih menjadi langkah penting dalam pencegahannya.

1. Kenali gejala dan cara mencegahnya

Ilustrasi paru-paru (pixabay/Oracast)
Ilustrasi paru-paru (pixabay/Oracast)

Ia menuturkan, gejala bronkopneumonia yang perlu diwaspadai antara lain demam tinggi di atas 38°C, badan menggigil, detak jantung cepat, batuk kering atau berdahak, sesak napas, dan napas cepat.

Gejala lain yang juga dapat muncul yaitu sakit kepala, nyeri dada, hilang nafsu makan, mual, muntah, hingga diare dan dehidrasi. Pada bayi, dapat terlihat tarikan dinding dada saat bernapas.

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya bronkopneumonia antara lain:

  • Kurang asupan gizi, terutama pada bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan.
  • Lingkungan tidak bersih dan sehat, paparan asap rokok atau polusi udara di dalam maupun luar rumah.
  • Imunisasi tidak lengkap, rumah padat penduduk, ventilasi yang buruk, serta kebiasaan tidak mencuci tangan pakai sabun.
  • Penyakit lain seperti campak atau HIV juga dapat memperparah risiko infeksi.

Langkah Penanganan dan Pencegahan

Apabila seseorang mengalami gejala ringan bronkopneumonia, dapat dilakukan perawatan awal di rumah dengan:

  • Memberikan obat sesuai gejala (obat demam atau pereda batuk)
  • Konsumsi vitamin dan oralit,
  • Istirahat cukup, banyak minum air putih, serta
  • Menjaga kebersihan dan menghindari asap rokok di sekitar rumah.

2. Warga harus melakukan deteksi dini

ilustrasi kanker paru-paru (unsplash.com/National Cancer Institute)
ilustrasi kanker paru-paru (unsplash.com/National Cancer Institute)

Namun, jika gejala semakin berat atau tidak kunjung membaik masyarakat diminta segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas, klinik, atau rumah sakit agar mendapat penanganan medis yang tepat.

“Kunci utamanya adalah deteksi dini dan pencegahan. Dengan perilaku hidup bersih, pemberian gizi seimbang, serta imunisasi lengkap, bronkopneumonia dapat dicegah,” katanya.

Pihaknya, lanjut Dini, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai panduan dalam memantau tumbuh kembang dan kesehatan anak secara berkala.

Share
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us

Latest Life Banten

See More

Dinkes Kota Tangerang Minta Warga Waspada Bronkopneumonia

21 Okt 2025, 19:27 WIBLife