Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kontaminasi Cesium-137 di Cikande Ingatkan Kisah Tragis Goiânia di Brasil

ilustrasi wilayah yang mengandung radiasi (unsplash.com/Dan Meyers)
ilustrasi wilayah yang mengandung radiasi (unsplash.com/Dan Meyers)
Intinya sih...
  • Tragedi Goiânia dimulai dari penemuan tabung logam berisi cesium-137 oleh pemulung di Brasil pada 1987.
  • Cesium-137 juga ditemukan di Cikande, Serang, 40 tahun kemudian, tetapi sedang dalam proses pengangkatan dan dekontaminasi.
  • Kasus Goiânia menjadi peringatan global tentang pengelolaan limbah radioaktif yang ketat dan edukasi publik terhadap risiko bahan berbahaya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Serang, IDN Times – Kasus temuan cemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande di Kabupaten Serang, memunculkan kembali ingatan dunia terhadap salah satu bencana nuklir sipil paling mengerikan dalam sejarah, yakni kecelakaan Goiânia di Brasil pada tahun 1987.

Meski terjadi di dua benua berbeda dan terpaut hampir empat dekade, keduanya sama-sama memperlihatkan bagaimana zat radioaktif bisa berubah menjadi ancaman bagi warga ketika terlepas dari kendali.

1. Bermula dari bubuk biru yang bercahaya

ilustrasi tanda radiasi (unsplash.com/Vladyslav Cherkasenko)
ilustrasi tanda radiasi (unsplash.com/Vladyslav Cherkasenko)

Mengutip dari Britannica, tragedi Goiânia bermula pada 13 September 1987, ketika dua pemulung di kota Goiânia, Brasil, menemukan tabung logam dari timah dan baja di bekas klinik radioterapi yang telah lama ditinggalkan. Mereka tak tahu bahwa di dalam tabung itu tersimpan kapsul kecil berisi Cesium-137, bahan radioaktif berbahaya yang lazim digunakan di rumah sakit untuk terapi kanker.

Benda itu tampak tidak berbahaya, bahkan memancarkan cahaya biru indah saat dibuka. Kedua pria itu membawanya pulang, dan kemudian menjual sebagian ke tempat rongsokan logam. Dari sanalah tragedi terjadi.

Anak perempuan berusia 6 tahun, putri dari pemilik rongsokan sempat bermain dengan bubuk bercahaya itu. Ia meninggal sebulan kemudian akibat paparan radiasi tinggi. Tiga orang lainnya juga tewas, dan lebih dari 250 orang terkontaminasi.

Pihak berwenang Brasil kemudian melakukan pembersihan besar-besaran. Sekitar 100 ribu orang diperiksa, sementara sejumlah rumah dan perabotan dibongkar, dibakar, atau dikubur dalam beton. Kasus tersebut memaksa pemerintah Brasil memperketat sistem pendataan dan pembuangan limbah radioaktif.

2. Bayangan Goiânia di Cikande

Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten Abdul Qohhar (IDN Times/Lia Hutasoit)
Kepala Bagian Komunikasi Publik dan Protokol Bapeten Abdul Qohhar (IDN Times/Lia Hutasoit)

Empat puluh tahun kemudian, kekhawatiran serupa muncul di Serang, ketika otoritas Indonesia menemukan cemaran Cs-137 di area industri peleburan logam.

Pada 19 Agustus 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan adanya unsur radioaktif pada udang asal Indonesia. Penelusuran pemerintah Indonesia mengarah ke jalur distribusi yang melewati KIM Cikande, tempat sejumlah pabrik logam beroperasi.

Beberapa minggu kemudian, tim Bapeten dan KLHK menemukan sejumlah “hot spot” radiasi di area industri peleburan besi PT Peter Metal Technology. Pengukuran menunjukkan adanya paparan radiasi lebih tinggi dari batas aman di sejumlah titik penyimpanan limbah logam bekas.

Pemerintah menegaskan bahwa zat radioaktif Cesium-137 kemungkinan besar berasal dari material logam impor atau bekas alat industri lama yang tidak terdeteksi saat masuk ke fasilitas peleburan.

Pada 23 September 2025, tim gabungan mulai memindahkan material terkontaminasi ke lokasi penyimpanan sementara menggunakan kontainer bertimbal untuk mencegah penyebaran radiasi. Beberapa hari kemudian, KLHK menetapkan KIM Cikande sebagai kawasan kejadian khusus pencemaran radioaktif, dengan pengawasan ketat di area pabrik dan pemukiman terdekat.

Pemeriksaan lanjutan menemukan setidaknya 10 titik kontaminasi yang tersebar di sekitar fasilitas industri dan area tempat tinggal warga. Bareskrim Polri kemudian menaikkan status kasus ini ke tahap penyidikan pada pertengahan Oktober 2025, dengan dugaan adanya unsur kelalaian dalam pengelolaan bahan radioaktif di industri logam tersebut.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Pemerintah Kabupaten Serang dan Bapeten kini tengah menyiapkan rencana relokasi sementara bagi 22 kepala keluarga (KK) yang rumahnya berada paling dekat dengan titik kontaminasi utama.

Relokasi dilakukan sebagai langkah pencegahan agar proses dekontaminasi total di area tersebut dapat berjalan tanpa risiko paparan bagi warga. Pemerintah menyebut akan menyediakan tempat tinggal sementara dengan jaminan kesehatan, makanan, dan kompensasi bagi keluarga terdampak.

3. Pelajaran dari malapetaka Goiânia

Tanda peringatan radiasi menandai pintu masuk ke bagian Nevada Test and Training Range. (reviewjournal.com)
Tanda peringatan radiasi menandai pintu masuk ke bagian Nevada Test and Training Range. (reviewjournal.com)

Kasus Goiânia menjadi peringatan global tentang pentingnya pengelolaan limbah radioaktif yang ketat dan transparan, serta edukasi publik terhadap risiko bahan berbahaya.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mencatat bahwa kecelakaan tersebut menjadi salah satu insiden radiologi terburuk di dunia yang melibatkan masyarakat sipil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest Life Banten

See More

Kontaminasi Cesium-137 di Cikande Ingatkan Kisah Tragis Goiânia di Brasil

20 Okt 2025, 20:11 WIBLife