Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara Lawan Imposter Syndrom saat Baru Mengawali Karier

ilustrasi bekerja (pixabay.com/magnetme)
Intinya sih...
  • Imposter syndrome adalah ketidakpercayaan diri di awal karier, terutama pada masa transisi dari pendidikan ke dunia kerja.
  • Menunjukkan nilai lebih dan fokus pada pertumbuhan pribadi dapat mengurangi imposter syndrome.
  • Menerima bahwa tidak ada yang sempurna membantu mengurangi stres dan meningkatkan rasa percaya diri.

Mengawali karier adalah fase yang penuh tantangan sekaligus peluang. Banyak orang yang baru mengawali karier merasa ragu dengan kemampuan dirinya sendiri, fenomena ini disebut dengan imposter syndrome. Imposter syndrome adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak kompeten atau meragukan kemampuan diri sendiri, meskipun ia sebenarnya memiliki kemampuan dan prestasi yang diakui.

Imposter syndrome sering muncul di periode awal karier seseorang, karena masa awal karier adalah transisi yang penuh tantangan. Kurangnya pengalaman kerja serta perubahan lingkungan dari dunia pendidikan ke dunia kerja juga turut menjadi pemicu munculnya imposter syndrome.

Jika dibiarkan, imposter syndrome bisa mempengaruhi rasa percaya diri seseorang hingga menghambat proses adaptasi di lingkungan kerja. Oleh karena itu, kamu perlu membaca artikel berikut untuk mengetahui cara melawan imposter syndrome yang muncul di awal perjalanan kerier. Yuk baca, jangan dilewatkan!

1. Imposter syndrome di awal karier itu wajar

Ilustrasi berteman (pixabay.com/StartupStockPhotos)

Imposter syndrome di awal karier adalah hal yang wajar karena berkaitan dengan masa transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Proses adaptasi dan ekspektasi yang tinggi terhadap diri sendiri menjadi tantangan utama yang membuat seseorang merasa tidak yakin dengan dirinya sendiri ketika baru mengawali karier.

Sebagai contoh, seorang fresh graduate yang baru mendapatkan pekerjaan pertamanya. Meskipun memiliki pendidikan dan ketrampilan yang relevan, ia tetap merasa ragu dengan kemampuanya bahkan merasa tidak pantas menduduki posisi tersebut.

Keraguan ini muncul karena belum adanya pengalaman kerja sebelumnya. Seiring dengan bertambahnya pengalaman serta pencapainya di dunia kerja, imposter syndrome bisa berkurang bahkan menghilang secara perlahan. 

2. Anggap lingkungan baru sebagai tempat untuk belajar

ilustrasi (pixabay.com/PourquoiPas)

Jika kamu merasa ragu dengan kemampuanmu ketika baru mengawali karier, terlebih jika kamu melihat kemampuan para senior yang terlihat sangat ahli, itu wajar.  Namun, kamu tak perlu melihatnya sebagai ancaman. Sebaliknya, jadikan lingkungan barumu sebagai peluang untuk belajar dan memperdalam ketrampilanmu.

Menganggap lingkungan baru sebagai tempat belajar saat mengalami imposter syndrome penting karena membantumu mengubah sudut pandang dari rasa takut gagal menjadi peluang untuk berkembang. Dengan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar, kamu memberi izin pada dirimu untuk mengeksplorasi seluruh kemampuanmu tanpa takut membuat kesalahan dan mengurangi tekanan untuk selalu menjadi sempurna.

Sikap ini membantumu mengubah rasa tidak percaya diri menjadi motivasi untuk menguasai ketrampilan baru.

3. Tunjukan nilai lebih dari dirimu

ilustrasi bekerja (pixabay.com/LuckyLife11)

Menunjukan bahwa kamu memiliki nilai lebih dapat mengurangi imposter syndrome yang muncul di awal karier. Ketika kamu secara aktif menunjukkan kontribusi atau kelebihan yang dimiliki, kamu akan mulai melihat bukti nyata bahwa kamu layak berada di posisi tersebut. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan validasi terhadap kemampuan yang dimiliki.

Contohnya, kamu bisa aktif mengeluarkan ide-ide segar saat meeting yang memberi manfaat bagi kemajuan tim. Ketika ide yang kamu sampaikan berguna bagi kemajuan tim, maka kamu akan merasa bahwa dirimu adalah bagian penting dari tim kerjamu.

Menunjukkan nilai lebih tidak berarti membanggakan diri, tetapi fokus pada apa yang dapat kamu tawarkan kepada organisasi, seperti ide, keterampilan, atau etos kerja.  Hal ini tidak hanya membangun kepercayaan dirimu, tetapi juga mengingatkan bahwa keberhasilanmu mendapatkan posisi saat ini adalah hasil dari usaha dan kompetensi yang kamu miliki, bukan hanya sebuah keberuntungan.

4. Bandingkan dirimu saat ini dan di masa lalu

ilustrasi tidur saat bekerja (pixabay.com/daha3131053)

Saat kamu mulai ragu dengan kemampuanmu, cobalah bandingkan dirimu versi saat ini dengan dirimu di masa lalu. Dengan cara melihat sejauh mana kamu berkembang, baik dalam hal ketrampilan, pengetahuan, maupun pengalaman, maka kamu dapat mengenali pencapaian yang telah kamu dapatkan sampai saat ini. Hal ini membantumu lebih fokus pada pertumbuhan pribadi dari pada membandingkan diri dengan orang lain.

Melakukan refleksi diri seperti ini mengingatkan bahwa kamu telah tumbuh dan menguasai banyak hal melalui kerja keras, bukan kebetulan. Pandangan ini membantu membangun rasa percaya diri dan mengurangi rasa tidak pantas karenakamu akan lebih fokus pada perjalanan dan usaha pribadi, bukan pada standar orang lain.

5. Ubah pola pikir perfeksionis

ilustrasi bekerja (pixabay.com/bernal1)

Perfeksionisme sering kali membuat seseorang merasa harus selalu tampil sempurna atau memenuhi standar yang tidak realistis. Hal ini membuat setiap kesalahan kecil atau kegagalan dianggap sebagai bukti ketidakmampuan diri. Pola pikir ini dapat memperparah perasaan tidak pantas yang merupakan inti dari imposter syndrome.

Menerima bahwa tidak ada yang sempurna, terutama di awal karier dapat memberikan ruang bagi diri sendiri untuk belajar, bereksperimen, dan meningkatkan kemampuan tanpa merasa takut terhadap kritik atau kegagalan. Pola pikir ini tidak hanya mengurangi stres tetapi juga membantumu lebih fokus pada kemajuan jangka panjang, yang pada akhirnya akan memperkuat rasa percaya diri dan mengatasi imposter syndrome.

 

Penting untuk diingat bahwa rasa ragu atau tidak yakin adalah bagian alami dari proses belajar dan bertumbuh. Pahami bahwa mengatasi imposter syndrome di awal karier bukanlah hal yang instan, tetapi perjalanan membutuhkan waktu, kesadaran, dan usaha.

Semoga, lima cara di atas bisa diterapkan untuk melawan imposter syndrome yang muncul di awal perjalanan kariermu. Yuk, ubah keraguan pada dirimu jadi kesempatan untuk bertumbuh!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us