Hindari 6 Sikap Tone Deaf Ini, Bikin Kamu Gak Peka

- Orang tone deaf tak peka sosial, bikin orang tidak nyaman
- Melontarkan kata menyakitkan dan sikap egois adalah tanda tone deaf
- Sulit berempati, menyalahkan, dan tidak mau mendengarkan juga termasuk sikap tone deaf
Apakah pernah mendengar istilah tone deaf? Dalam musik artinya, seorang yang tidak dapat membedakan nada musik. Istilah tone deaf dalam kehidupan sosial juga ada. Dilansir Psychologytoday, tone deaf adalah seseorang yang mempunyai sikap tidak peka terhadap keadaan sosial, perasaan, dan norma dalam masyarakat.
Sebagai makhluk yang bermasyarakat, manusia harus memiliki kepekaan sehingga dampaknya akan memiliki hubungan baik dengan masyarakat. Sikap tone deaf yang sering dijumpai adalah memamerkan makanan mahal yang dikonsumsinya pada media sosial. Atau pamer barang branded miliknya tanpa melihat kondisi sekitarnya. Sehingga membuat orang tidak nyaman. Hal ini tentu sangat menyakitkan bukan?
Ada beberapa sikap tone deaf lagi selain tersebut di atas. Apakah kamu mau tahu? Dampaknya gak main-main, orang akan antipati bahkan gak jarang sampai menghujatmu. Apa aja, sih, sikap tone deaf yang lainnya, simak lansiran dari psychologytoday.com dan verywellmind.com:
1. Melontarkan kata yang menyakitkan

Mulutmu adalah harimaumu. Pribahasa ini untuk orang yang selalu melontarkan kata-kata tanpa berpikir akibat dari perkataannya, apakah menyinggung dan menyakiti perasaan orang lain.
Dilansir, Booher Research, melontarkan kata yang menyakitkan dengan bersikap tone deaf adalah dua hal yang sangat berkaitan karena dampak dari melontarkan kata yang menyakitkan akan merusak hubungan dengan orang lain, teman, saudara, atau rekan kerja.
Akibat lain dari melontarkan kata yang menyakitkan adalah tercipta lingkungan yang tidak nyaman dari perkataan yang menyakitkan tersebut.
2. Kamu terlalu egois

Apakah kamu seorang yang egois? Kamu mungkin belum bisa menjawab karena belum menyadari.
Egois artinya kamu hanya memikirkan kepentingan pribadi dan tidak mau tahu dengan perasaan dan kepentingan orang lain. Contohnya, kamu selalu mau menang sendiri, tidak mau kerja sama, dan tidak berempati.
Tahukah kamu, hal itu menyakiti orang lain loh. Sesungguhnya orang yang bersifat egois ini tahu dampak dari tindakannya. Namun, pelakunya kerap lebih memilih untuk mengabaikannya.
3. Sulit berempati

Apakah arti dari empati? Dilansir Verywellmind, kemampuan menempatkan diri dan memahami kondisi seseorang dengan cara menempatkan dirinya pada posisi orang yang sedang ditimpa masalah.
Nah, pada orang dengan sikap tone deaf, dia cenderung sulit berempati karena dia hanya fokus pada dirinya sendiri sehingga sulit untuk memahami orang lain. Contoh tidak berempati adalah mencemooh atau mengejek, membanding-bandingkan, dan tidak mau membantu.
4. Tidak mau minta maaf

Seperti telah dijelaskan jika orang dengan sikap tone deaf ini tidak tanggap terhadap perasaan dan keadaan orang, bahkan saat dia melakukan kesalahan. Dia tidak mau minta maaf.
Alih-alih berempati dan meminta maaf, seseorang dengan tone deaf malah menunjukkan sikap tidak peka dengan dampak tindakannya yang membuat orang tidak tenteram.
5. Suka menyalahkan orang

Tidak ada orang yang luput dari kesalahan. Pada kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang selalu melemparkan kesalahannya pada orang lain. Sering disebut mencari kambing hitam.
Saat menuduh atau menyalahkan orang dia tidak memikirkan bagaimana akibat dari tuduhan tersebut. Apakah menyinggung dan membuat orang tidak tenteram.
Jika kamu suka menyalahkan mencari kambing hitam untuk menutupi kesalahanmu, sikap tersebut termasuk tone deaf. Jika kamu menyadari hal itu, segera perbaiki sikapmu ya.
6. Tidak mau mendengarkan

Salah satu kebiasaan baik dalam bergaul adalah mau mendengarkan. Mendengarkan juga penting loh dalam berkomunikasi.
Sayangnya, kadang hal itu sebatas di ucapan saja. Begitu ada orang yang bicara, kadang orang kurang mau mendengarkan. Apakah kamu termasuk kelompok ini?
Dampaknya, orang lain akan merasa diacuhkan dan diremehkan. Maka belajarlah untuk mau mendengarkan saran dan kritik orang, ya.
Adakah orang tersebut di sekitarmu atau kamu sendiri selalu bersikap tone deaf ini? Jika, ya, sudah saatnya kamu untuk melatih ketrampilan emosi dan sosial. Agar dapat lebih peka dan menghargai perasaan orang lain sehingga dapat hidup lebih tenang dan orang tidak ada yang antipati padamu bahkan sampai menghujatmu.