TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pasar Tradisional Jadi Klaster COVID-19, Sejumlah Tokoh Inisiasi GPM

Kesadaran bahaya COVID-19 para pedagang dinilai rendah

IDN Times/Muhamad Iqbal

Tangerang, IDN Times - Wabah COVID-19 masih membayangi masyarakat di Indonesia. Tren pasien positif COVID-19 di berbagai daerah yang belum juga melandai, mendorong sejumlah tokoh menginisiasi gerakan memakai masker. 

Dengan program Gerakan Pakai Masker (GPM) itu menargetkan pedagang dan pembeli di pasar tradisional yang belakang ini menjadi klaster penyebaran COVID-19.

“Sampai saat ini kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya mengenakan masker belum merata. Padahal dengan disiplin menggunakan masker, penularan Covid-19 bisa dicegah hingga 75 persen,” kata Ketua GPM Sigit Pramono, di Pasar Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Sabtu (27/6).

Baca Juga: Waspada, Ratusan Pasar Tanah Air Kini Jadi Klaster Penyebaran COVID-19

1. GPM gandeng banyak lembaga dan tokoh dalam gerakan ini

IDN Times/Muhamad Iqbal

Dalam kegiatan ini, GPM menggandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo), yang beranggotakan 9.200 pasar tradisional di seluruh Indonesia. Program ini juga didukung penuh oleh Rumah Zakat, Yayasan Summarecon Peduli, GEMAS, dan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP).

Sigit mengatakan, gerakan ini bukan saja berupa sosialisasi pentingnya memakai masker, tetapi juga diikuti pembagian masker kepada masyarakat.

Sigit, yang juga Chairman Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) ini, mengungkapkan, GPM didukung oleh sejumlah perusahaan, organisasi profesi, komunitas, yayasan, dan sejumlah tokoh Indonesia, di antaranya Mustofa Bisri (Gus Mus), Goenawan Mohamad, Agus Martowardojo, Yusuf Mansur, Romo Mudji Sutrisno, Butet Kertaradjasa, Peter F Gontha, Yenny Wahid, Andy F Noya, Suryapratomo, Pandu Riono, Rosan Roeslan, Hariyadi Sukamdani, dan Benny Soetrisno.

“GPM merupakan gerakan yang inklusif, karena kami membuka peluang partisipasi masyarakat, perusahaan, organisasi, komunitas bahkan individu untuk bersama-sama mendorong kesadaran semua pihak akan pentingnya disiplin mengenakan masker dalam beraktivitas di ruang publik,” kata Sigit.

2. Kesadaran pedagang pasar tradisional terhadap bahaya COVID-19 dinilai rendah

Pasar Tanah Tinggi, Tangerang, Banten (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Sigit menjelaskan, alasan pasar tradisional menjadi target utama sosialisasi GPM adalah para pedagang pasar dan konsumen yang berbelanja di pasar tradisional memiliki kecenderungan tidak disiplin mengenakan masker saat beraktivitas dan berhubungan dengan banyak orang.

“Bahkan ada petugas kesehatan yang diusir dari pasar ketika hendak melakukan tes COVID kepada para pedagang. Ini sangat ironis,” kata Sigit.

Akibatnya, lanjut Sigit, jumlah pedagang di pasar-pasar tradisional yang terpapar terus meningkat dan dikhawatirkan akan menjadi klaster baru penularan COVID-19.

Kesadaran mengenakan masker yang masih rendah tersebut, kata Sigit, akan berdampak pada kegiatan usaha di pasar-pasar tradisional, karena konsumen akan merasa khawatir untuk berbelanja di sana. “Belum lagi jika ditemukan pedagang yang terpapar COVID-19, seluruh pasar akan ditutup oleh pemerintah. Ini tentu saja merugikan pedagang dan konsumen,” kata Sigit yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu.

Baca Juga:  2 Pedagang Positif, Pasar Kranggot Cilegon Jadi Klaster COVID-19

Berita Terkini Lainnya