Gubernur Minta Maaf atas Kasus Kekerasan Seksual di SMAN 4 Serang

- Gubernur Banten Andra Soni meminta maaf secara terbuka atas kasus kekerasan seksual di SMAN 4 Serang
- Andra akui pengawasan lemah dan menugaskan OPD untuk melakukan evaluasi menyeluruh, sementara korban mendapat pendampingan psikologi dan bantuan hukum
- Kasus terkuak dari unggahan di Instagram @savesmanfourkotser, melibatkan 6 siswa dan alumni SMAN 4 Serang yang sudah speak up sebagai korban
Serang, IDN Times – Gubernur Banten Andra Soni menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas kasus dugaan kekerasan seksual yang melibatkan guru di SMAN 4 Kota Serang. Pernyataan itu disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional, Rabu (23/7/2025).
“Saya sangat prihatin dan meminta maaf. Ini tanggung jawab kami,” kata Andra.
1. Andra akui pengawasan OPD ke sekolah lemah

Pemprov Banten, kata Andra, telah menugaskan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan evaluasi menyeluruh, terutama di bidang pengawasan, kepegawaian, dan sistem pendidikan. “Pengawasan kita lemah (di sekolah). Ini harus kita perbaiki,” katanya.
Gubernur juga memastikan bahwa para korban mendapat pendampingan psikologi dan bantuan hukum. Ia meminta masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
“Jangan ganggu psikologis anak-anak yang sedang berjuang,” katanya. Andra menegaskan bahwa dirinya terus memantau penanganan kasus ini dan meminta semua pihak bertindak transparan. “Tak boleh ada yang ditutupi,” katanya.
2. Satreskrim Polresta Serang Kota tengah mengusut kasus dugaan pelecehan tersebut

Saat ini, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Serang Kota tengah mendalami dugaan pelecehan seksual di SMA negeri tersebut.
“Ada perbuatan mengarah ke pelecehan, tidak sampai menyetubuhi,” ujar Kanit PPA Polresta Serang Kota, Ipda Febby Mufti Ali pada Senin (21/7/2025).
Penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan psikologi terhadap korban serta terus berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk mempercepat proses pengusutan. Pihak kepolisian juga menjadwalkan pemeriksaan tambahan terhadap keluarga korban dan komite sekolah pada hari ini.
“Sudah ada kesimpulan, tinggal menunggu hasil psikolog. Dalam waktu dekat akan digelar perkara. Dari laporan yang kami terima, baru satu korban,” katanya.
3. Kasus terkuak dari unggahan di Instagram

Kasus ini mencuat setelah akun Instagram @savesmanfourkotser mengunggah dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan sekolah. Tak hanya itu, unggahan juga menyebut adanya dugaan pungutan liar, intoleransi, dan intimidasi yang terjadi berulang tanpa tindakan tegas dari pihak sekolah.
Seorang alumni juga mengungkap bahwa kasus pelecehan seksual tersebut sudah terjadi sejak lama dan melibatkan korban dari berbagai angkatan. Ironisnya, keluhan siswa disebut hanya ditanggapi dengan pernyataan normatif seperti, “Sudah ya, dimaafkan saja, jangan bilang orangtua.”
Sejauh ini, ada 6 siswa dan alumni SMAN 4 Serang yang sudah speak up dan mengaku sebagai korban. Mereka juga mendapat Perlindungan dan pendampingan dari Komisi Nasioinal (Komnas) Perlindungan Anak.