Ketua RW di Kota Tangerang Blak-blakan Tarik Iuran Sewa Fasilitas Umum

MAK mengatakan, terkait fasum berbentuk Posyandu itu dipastikan harga sewanya lebih mahal ketimbang harga lahan lapang biasa. "Ini masih ada di Posyandu ini kan ada orang yang mengelola PAUD, warga tuh ingin kejelasan soal PAUD. Nah itu kan gedung, kalau gedung biasanya pasti mahal itu," kata dia.

MAK mengakui sewa lahan fasilitas umum itu sekitar ratusan ribu rupiah per bulan.

"Itu kan tanah lapang (sewanya) Rp500 ribu, yang di dekat bundaran Rp250 ribu, kita tarik setoran. Itu memang uang sewa fasum, dan mereka pun memang mau," kata MAK.

Namun begitu, MAK menyangkal jika disebut mengunci Posyandu dengan alasan melarang aktivitas PAUD melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) karena belum membayar iuran.

"Enggak ada penguncian, jadi gini saya mendadak dijemput sama orang pergi ke Cibodas, nah itu kunci Posyandu hari sabtu, kader-kader Posyandu ini ada kerja bakti ada pelaksanaan itu, kemudian ketua posyandanya pulang lebih dulu. Akhirnya dititip ke istri saya, besoknya saya (yang ikut saya," kata dia.

MAK memastikan uang sewa lahan fasilitas umum yang tiap bulan ia tarik merupakan uang yang sukarela diberikan para penyewa lahan.

"Jadi mau menyangkut masalah paud, sekarang ini penggunaan gedung, seharusnya lebih mahal. Tapi nanti aja lah, itu sebenarnya, tiba-tiba muncul sekarang," kata dia.