Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga Lebak Kesulitan Cari Elpiji 3 Kg

Tabung gas LPG 3 kilogram (kg) yang kosong di warung tradisional di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Tabung gas LPG 3 kilogram (kg) yang kosong di warung tradisional di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Warga Lebak kesulitan mencari gas melon sejak awal Januari.
  • Kelangkaan gas melon membuat warga harus mencari ke lokasi jauh, bahkan menggunakan tabung gas 234 gram sebagai alternatif.
  • Pedagang eceran juga bingung dengan kelangkaan ini dan memperkirakan akan berlangsung hingga bulan Ramadan mendatang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lebak, IDN Times - Sejumlah warga di Kabupaten Lebak mengaku kesulitan mencari bahan bakar gas tabung tiga kilogram (kg) atau dikenal juga dengan gas melon. Kejadian ini diakui mereka sudah berlangsung dari awal Januari lalu.

Azizah, ibu rumah tangga di Maja, Kabupaten Lebak mengatakan, kelangkaan tersebut mengakibatkan para warga melakukan pencarian hingga ke lokasi yang jauh dari rumahnya.

"Saya di Maja, kemarin cari sampai ke Citeras, ke Cisoka enggak dapet, susah carinya," kata Azizah, Senin (3/2/2025).

1. Gas sulit ditemukan di Maja, Citeras hingga Rangkasbitung

Gas melok masih dijual di salah satu toko klontong Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)
Gas melok masih dijual di salah satu toko klontong Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Azizah menyebut, saat ia mencari tabung gas 3 kg, bahkan hingga ke Rangkasbitung, sepanjang jalan yang ia lewati ia juga melihat banyak warga membawa tabung gas.

"Ini saya lihat di Citeras banyak orang cari gas juga, parah banget ini ada apa yah," kata dia.

2. Warga terpaksa menggunakan gas 234 gram untuk masak

Tabung gas LPG 3 kilogram (kg) yang kosong di warung tradisional di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Tabung gas LPG 3 kilogram (kg) yang kosong di warung tradisional di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Untuk menyiasati kelangkaan ini, Azizah mengaku kini ia terpaksa menggunakan tabung gas 234 gram yang biasa digunakan oleh para pendaki gunung ketika berkemah.

"Ini untung suami punya alat camping, kalau enggak bingung juga buat masak air panas buat bikin susu anak," kata dia.

3. Pedagang gas eceran tak tahu alasan kelangkaan

Tabung gas LPG 3 kilogram (kg) yang kosong di warung tradisional di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Tabung gas LPG 3 kilogram (kg) yang kosong di warung tradisional di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sementara itu, salah satu pedagang di wilayah Maja mengatakan, kelangkaan gas ini belum bisa dipahami oleh dirinya. "Ini kayanya ada apa gitu ya, soalnya agen juga enggak mau kirim," kata pedagang yang enggan disebutkan namanya.

Dia menyebut, informasi yang ia dapat kelangkaan ini akan terjadi hingga momen Ramadan yang akan berlangsung pada Maret mendatang.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah melarang warung tradisional hingga toko kelontong menjual LPG 3 kg atau gas melon mulai Sabtu (1/2/2025). Pedagang harus memiliki izin sebagai agen resmi atau subpenyalur Pertamina untuk bisa berjualan gas bersubsidi tersebut.

“Jadi, yang pengecer (warung/toko kelontong), itu justru kami jadikan pangkalan. Itu ada formal untuk mereka mendaftarkan nomor induk perusahaan terlebih dulu,” kata Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung pada Jumat 31 Januari lalu.

Untuk menjadi agen resmi LPG 3 kg, pedagang harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Untuk memperoleh NIB, pedagang harus mendaftar melalui online single submission (OSS).

Kemudian, PT Pertamina (Persero) akan mencatatnya sebagai subpenyalur, dan dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM.

“Mereka itu bisa mendaftarkan nomor induk kependudukannya sebagai dasar. Kemudian masuk dalam sistem OSS. Itu kan kita juga sudah integrasikan dengan sistem yang ada di kependudukan Kementerian Dalam Negeri,” tutur Yuliot.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Iqbal
Ita Lismawati F Malau
Muhamad Iqbal
EditorMuhamad Iqbal
Follow Us

Latest News Banten

See More

16 KK Terdampak Ledakan di Pamulang, Sebagian Pilih Mengungsi

12 Sep 2025, 19:37 WIBNews