Taman Nasional Ujung Kulon, Benteng Terakhir Badak Jawa 

Lokasi ini sempat disapu tsunami Gunung Krakatau 1883

Pandeglang, IDN Times - Taman Nasional Ujung Kulon merupakan pulau paling ujung dari Pulau Jawa. Sejak masa kolonial Belanda, Ujung Kulon telah ditetapkan sebagai kawasan Suaka Alam 1921.

Selain sebagai wilayah konservasi, Taman Nasional Ujung Kulon saat ini menjadi kawasan wisata andalan Banten dengan sejuta destinasi wisata alam indah.

Baca Juga: Dear Travelers, Wisata Ujung Kulon Kembali Dibuka Nih! 

1. Pertama kali diperkenalkan 1846

Taman Nasional Ujung Kulon, Benteng Terakhir Badak Jawa Banteng di Taman Nasional Ujung Kulon (commons.wikimedia.org)

Kawasan Ujung Kulon pertama kali diperkenalkan ahli Botani Jerman F Junghun 1846 silam. Saat itu ia sedang mengumpulkan tumbuhan tropis. Sejak saat itu, kawasan nasional di ujung barat Pulau Jawa dikenal luas para peneliti Eropa.

Taman Nasional Ujung Kulon secara administratif terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten. Luas keseluruhan taman nasional 122.956 hektare.

2. Sempat disapu tsunami 1883 dan jadi benteng terakhir Badak jawa

Taman Nasional Ujung Kulon, Benteng Terakhir Badak Jawa Ekspedisi Badak Jawa (Dok. JRE)

Namun, kawasan Ujung Kulon sempat hancur oleh sapuan tsunami akibat letusan Gunung Krakatau 1883. Namun sejak kerusakan dahsyat itu, seperti dilansir situs resmi Taman Nasional Ujung Kulon, ekosistem-vegetasi dan satwa liar di Ujung Kulon tumbuh baik dan cepat.

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan benteng terakhir Badak Jawa alias rhinoceros sondaicus atau badak bercula satu. Ujung Kulon merupakan habitat satu-satunya di dunia paling baik bagi badak bercula satu. Selain badak bercula satu, satwa langka lain yang sangat dilindungi yaitu owa jawa (hylobates moloch), surili (presbytis aigula) dan anjing hutan (cuon alpinus javanicus).

Pada 1921, Perhimpunan The Netherlands Indies Society for The Protectin of Natura merekomendasikan penetapan Semenanjung Ujung Kulon dan Pulau Panaitan sebagai Kawasan Suaka Alam. Sementara pada pasca kemerdekaan Indonesia, kawasan Ujung Kulon berubah status kembali dari Suaka Margasatwa menjadi Suaka Alam.

3. Kini sudah menjadi situs warisan dunia

Taman Nasional Ujung Kulon, Benteng Terakhir Badak Jawa Seniman rupa sedang melukis Badak Sumatra di Hari Badak Sedunia (IDN Times/Muhammad Saifullah)

Pada tahun 1992, UNESCO menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Nature Word Heritage Site atau situs warisan dunia. Sekarang, situs warisan dunia ini menjadi destinasi wisata andalan di Banten.

Beberapa destinasi wisata wisata di Taman Nasional Ujung Kulon bisa ditempuh melalui jalur laut menggunakan kapal. Bila kamu hobi petualangan, bisa menempuh jalur tracking hingga berhari-hari di dalam hutan atau menyusuri pantai, yang tentu saja harus didampingi pemandu baik dari petugas taman nasional atau penduduk lokal.

Baca Juga: KLHK Umumkan Kehadiran 2 Bayi Badak Jawa di Ujung Kulon

Topik:

  • Martin Tobing
  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya